KUNINGAN (Mass) – Kabar terbaru, PDIP akan berkoalisi dengan Partai Golkar pada Pilkada 2018 nanti. PDIP hendak mengusung H Acep Purnama MH sedangkan Golkar mengusung H Dudy Pamuji MSi.
Kabar tersebut cukup mengejutkan berbagai pihak. Wacana yang beredar, jalinan koalisi tersebut sudah klop di tingkatan elit partai di pusat. Tapi lain halnya di daerah, wacana pemaketan Acep-Dudy tersebut belum klop.
Rana Suparman SSos selaku ketua DPC PDIP Kuningan sedang berada di Bandung kala hendak dikonfirmasi. Halal bil halal sekaligus Rapat Paripurna DPRD Selasa (4/7) pun, dirinya mewakilkan kepada Drs Toto Suharto SFarm Apt dan Hj Kokom Komariyah.
Sementara itu, Wakil Ketua DPC PDIP Kuningan, H Sudirja menegaskan, pihaknya akan berupaya keras agar PDIP mengusung satu paket pasangan. “Jika tidak mengusung satu paket maka itu kemunduran dan kebobrokan bagi PDIP,” tegas pria yang kebetulan menjabat ketua PSSI Kuningan tersebut.
Jika pada proses penjaringan dan penyaringan bakal calon terdapat 3 nama maka yang maju nanti mesti dari ketiga orang tersebut. Bahkan Dede Sembada (wakil bupati) yang kala itu tidak ikut fit and propertest, dianggap bisa tetap meneruskan proses penyaringan.
“Itu tidak membatalkan. Pak Dede tetap bisa diusung. Waktu itu kan fit and propertestnya 4 hari. Kalau semua berangkat ya di sini (Kuningan) tidak ada yang ngurus dong. Jadi pa Dede gak ikut fit and propertest itu bukan skenario,” ucapnya.
Maksud Sudirja mengusung satu paket, bukan berarti menapikan partai lain. Ia mengistilahkan ada partai pengusung dan partai pendukung. Meski nanti calon yang diusung dua-duanya kader PDIP, namun mereka harus bisa merangkul partai lain.
“Contohnya Ridwal Kamil yang beberapa waktu lalu dideklarasikan Partai NasDem. Itu belum bisa disebut partai pengusung, karena syaratnya harus terpenuhi,” kata Dirja, sapaan akrabnya.
Selaku kader militan PDIP, dia berharap agar partainya tetap mengusung satu paket pasangan. Urusan menang-kalah, menurut dia, jadi bagian dari risiko. Kalau berpikir pahit hasil akhirnya kalah, itu menandakan tidak berusaha secara maksimal. Ia menegaskan, apabila berani terjun maka harus berani pasang badan. (deden)