KUNINGAN (MASS) – Konsep yang berbeda ditawarkan Kopi Hilir. Sebuah kedai yang terletak di Jalan juanda, Kuningan.
Disaat kedai-kedai berlomba untuk mendatangkan banyak orang untuk nongkong dan bercengkrama, disini tidak demikian.
Konsep Forest dengan semi co-working ini, lebih terasa nyaman untuk konsentrasi mengerjakan tugas atau pertemuan sederhana.
“Memang konsepnya begitu. Jadi disini belum pernah sampai numpuk gitu,” ujar Anto Riswanto, salah satu dari 4 owner, yang juga bagian operasional saat diwawancarai kuninganmass.com Selasa (4/7/2020) sore.
Memang, begitu masuk ke kedai yang berada di lantai dua tersebut, isinya tidak begitu luas.
Begitu juga dengan jumlah kursi yang tersedia. Bisa di dalam ruangan, bisa juga di teras yang tidak begitu luas.
Ajaibnya, para pelanggan juga seperti sepakat untuk tidak terlalu bising disana. Tentu ini sangat kontras dengan kedai lainnya yang menjual ‘keramaian’ dan keasyikan nongkrong.
Di Kopi Hilir, sangat nyaman untuk pertemuan terbatas, atau sekedar mengerjakan tugas dengan wifi gratisan.
Dijelaskannya, nama Hilir sendiri muncul sejak 2018 lalu karena kebutuhan brending. Waktu itu, hilir, seringkali identik dengan bagian terakhir dari rangkaian yang terlibat bisnis kopi.
Petani adalah hulunya. Dan dirasakan Anto, karena sudah pernah ‘main’ di hulu, dan kini banyak bisnis di hilir, istilahnya, digunakan juga untuk brending.
Meski begitu, berdirinya kedai ini ternyata baru beberapa bulan saja. Kedai ini, baru mulai beroperasi pada Januari 2020 lalu.
“Kita buka dari jam 9 pagi hingga jam 11 malem. Close order jam 10. Sehari abis lebih dari 50 cup. Karena kan emang continue, ganti-gantian yang datangnya. Apalagi kebantu sama take away dan delivery,” jelasnya.
Saat ini, klaimnya, selain andalan sebagai satu-satunya pengguna kopi Setianegara yang terbatas, es kopi susu juga menjadi best seller di kedainya.
Es Kopi Lumi dan Joy, keduanya memiliki market yang banyak dan berbeda. Kopi Lumi, bagi orang yang lebih senang intens di krimer.
Sedangkan Joy biasanya dibeli orang yang lebih suka kopi dengan intenst di rasa Kopi. Keduanya pun memiliki komposisi penggunaan jenis koi yang berbeda.
Lumi menggunakan 100 persen arabica. Sedangkan Joy menggunakan kopi blend dengan 50-50 antara arabica dan robusta.
“Buka cabang sih belum kepikiran. Kita ingin memaksimalkan tempat ini dulu. Bener-bener nyaman dulu. Kalo untuk kopi ke pelanggan, kita bener-bener kasih yang terbaik,” jawabnya saat ditanyai rencana selanjutnya. (eki)
