KUNINGAN (MASS) – Pameran arsip tentang praktik artistik digelar selama sepekan di awal bulan Juni 2023, di Sinika Kopi Jalan Jendral Sudirman Kuningan. Gelaran pameran ini, digelar sebagai perayaan 13 tahun Tudgam Kuningan.
Pameran sendiri, dibuka oleh perwakilan dari Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kuningan. Pada malam pertama pameran, para pengunjung dikejutkan oleh penyanyi dan penulis Reda Gaudiamo dengan memberikan kado beberapa musikalisasi puisi dari karya-karya Sapardi Djoko Damono.
Adapun, karya-karya yang dipamerkan adalah hasil dari project dan riset tudgam selama 13 tahun lebih. Selain itu, ditampilkan juga karya seniman yang pernah terlibat dalam pameran, workshop, project bersama dan kegiatan-kegiatan yang pernah diselenggarakan Tudgam.
“Jika boleh dirunut, embrio tudgam telah mulai sejak 2005. Mulai riset dari pengarsipan dokumen dan pendokumentasian khusunya seni rupa, sastra, juga seniman kelahiran Kabupaten Kuningan, baik yang berada di Kuningan maupun luar Kuningan. Tidak mudah memang bagaimana kami bekerja selama bertahun-tahun menyusurinya dari satu tempat ke tempat lainnya. Hingga di 2009 kami yang sebagian merupakan satu angkatan pada masa perkuliahan memutuskan untuk membentuk sebuah komunitas seni, yang kemudian sepakat memberi nama RyY (Rumah yang Yahud) dan pada 2016 diganti menjadi tudgam Kuningan (tulisan dan gambar),” papar penyelenggara, Agung.
Lewat kekuatan dan ajaibnya, kata Agung, jaringan kesenian serta kebudayaan yang dimiliki, dalam kurun waktu lima tahun sudah medapati 138 nama seniman termasuk calon seniman Kuningan yang sedang menempuh perguruan tinggi mengambil seni maupun pendidikan seni di kota-kota besar seperti Bandung, Jakarta, Jogjakarta.
“Di tahun itu, kami sempat mandek beberapa bulan karena urusan pendanaan yang memaksa kami untuk berputar otak mencari jalan bagaimana kami bisa menemui mereka satu persatu, tapi lagi-lagi jaringan membawa kami ke jalan kelancaran,” ucapnya.
Pameran Merayakan 13 tahun Tudgam sendiri, berlangsung mulai 31 Mei hingga 7 Juni 2023 yang merepresentasikan peta perjalanan Tudgam. Agung mengatakan, dalam tahun-tahun selama memulai di Kuningan memang tidak terlalu banyak peristiwa kesenian terutama pameran seni rupa.
Namun setelah 2016 telah terjadi peristiwa yang menarik terutama di kalangan anak muda. Ruang-ruang dan nama-nama baru mulai bermunculan, komunitas seni, street artist, illustrator, aktivis kesenian mulai memunculkan wujudnya, dan lebih menariknya adalah peristiwa tersebut bergerak secara dinamis yang tentunya patut kita sambut bahagia.
“Pameran ini dirancang sebisa mungkin memberikan gambaran tentang praktik artistik yang telah diusung tudgam selama 13 tahun lebih. Materi pameran ini sebagian menghadirkan karya-karya teman-teman seniman yang pernah terlibat dalam pameran, workshop, project dengan kami, namun pada akhirnya, pameran ini tidak sekedar menjadi sebuah perayaan dan seremoni saja, pameran merayakan 13 tahun ini adalah sebuah upaya pemetaan dan identifikasi atas berbagai pencapaian yang terjadi tidak hanya di dalam ranah seni rupa Kuningan dan sekitarnya tetapi juga di wilyah kebudayaan yang lebih luas lagi,” jelasnya. (eki/rl)