Connect with us

Hi, what are you looking for?

Kuningan Mass

Education

Menolak Lupa Tragedi September, HMI Hidupkan Ingatan Tanjung Priok Sampai Kasus Munir

KUNINGAN (MASS) – Menolak lupa, HMI Cabang Kuningan menggelar diskusi bertajuk September hitam (kelabu). Dalam diskusi itu, dibahas banyak tragedi masa lalu yang terjadi di Bulan September, Minggu (17/09/2023) kemarin di sekertariatnya.

Tragedi yang dimaksud, mulai dari Tanjung Priok, Semanggi II, Tragedi 65, Aksi Demontrasi Diskorupsi dan masih banyak yang lainnya, terutama kasus Munir.

Bagi kader HMI, Munir merupakan sosok yang ditokohkan. Munir adalah salah satu mantan aktivis HMI. Lelaki bernama lengkap Munir Said Thalib, SH adalah seorang aktivis (HAM) pada 08 Desember 1965 sampai dengan 07 September 2004.

Dia merupakan salah satu pendiri lembaga swadaya masyarakat komisi untuk orang hilang dan korban tindak kekerasan (KONTRAS) dan imparsial.

Lahir di Malang, Munir meninggal tahun 2004 di pesawat Garuda Indonesia dari Jakarta saat menuju Amsterdam. Munir diduga dibunuh dengan cara diracun.

Kegiatan diskusi sendiri diikuti oleh para kader HMI Cabang Kuningan. Acara dipandu oleh Kanda Muhammad Hibban dan ditemani Kanda Dewa sebagai pemantik di dalam diskusi tersebut, diskusi bermula dari pukul 10.00 sampai dengan 15.30 sore hari.

Ketua umum Komisariat FKIP Alghifari, dalam sambutannya mengucapkan terimakasih kepada seluruh kader HMI Cabang Kuningan dari komisariat komiasriat yang berpartisipasi dalam berjalannya acara diskusi.

“Semoga dengan adanya kegiatan ini kita bisa mengambil pelajaran dari teragedi teragedi yang terjadi di bulan september bahwa itu memang penting untuk dikaji supaya mendapatkan pembelajaran dari kejadian kejadian di masa lampau,” ujarnya.

Hal itu, diamini Milki, salah satu instruktur BPL HMI Cabang Kuningan. Ia menyebut, penting untuk mengkaji kejadian-kejadin dan tragedi di bulan September.

“Karena kita sebagai mahasiswa yang fungsinya sebagai Agent Of Control untuk mengawal itu, dan sebagai Agent Of Change yang akan merubah kultur yang jahat itu, sangat penting sekali mengkajinya, karena pelajaran dari peristiwa itu jangan sampai terulang kembali karna sangat merugikan bagi bangsa kita ini,” ujarnya.

Di akhir, pemantik diskusi Dewa, juga menyoroti pentingnya mahasiswa selalu mengawal sejarah tragedi tersebut.

“Dengan adanya peringatan september hitam jangan sampai kejadian kejadian itu terulang cukup hanya sebatas sebagai pembelajaran saja,” pesannya. (eki)

Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Advertisement

Berita Terbaru

Advertisement
Advertisement

You May Also Like

Headline

KUNINGAN (MASS) – Musim kemarau disertai angin besar membuat para petugas Damkar sangat sibuk. Bagaimana tidak, banyak sekali laporan kebakaran yang masuk ke kantor...

Headline

KUNINGAN (MASS) – Sebuah mobil pick up hitam bernopol E 8613 YA milik Anda, warga Sukamulya Kecamatan Cigugur, raib dini hari tadi, Rabu (23/11/2022)...

Advertisement