KUNINGAN (MASS) – Di tengah sorotan isu regenerasi petani di Indonesia, secercah harapan datang dari Desa Cihirup, Kecamatan Ciawigebang, Kabupaten Kuningan. Kamis, (1/6/2025), tim verifikasi dari Pemerintah Provinsi Jawa Barat melakukan kunjungan ke desa tersebut untuk menilai langsung calon penerima Penghargaan Aparatur dan Non Aparatur Berprestasi Tingkat Provinsi Jawa Barat Tahun 2025. Salah satu figur yang menyita perhatian dalam proses itu yakni Wildan, seorang petani milenial yang dikenal inovatif dan berdaya saing tinggi di sektor tanaman pangan.
Kegiatan verifikasi yang digelar di Aula Balai Desa Cihirup itu dihadiri oleh berbagai tokoh penting. Hadir Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Kuningan, Dr. Wahyu Hidayah, M.Si., bersama jajarannya, Kepala Desa Cihirup Tata Suharta, serta tim verifikator dari Provinsi Jawa Barat.
“Desa Cihirup memiliki 170 hektare lahan sawah produktif dan 20 hektare yang sudah tidak digarap. Di tengah keterbatasan itu, kehadiran Wildan sebagai petani milenial adalah kebanggaan bagi kami. Semoga ia bisa menjadi yang terbaik dan menjadi inspirasi bagi pemuda lain untuk turun ke sektor pertanian,” ungkap Tata.
Komitmen dan konsistensi Wildan dalam membangun pertanian berbasis inovasi tak lepas dari perhatian Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Kuningan. Dr. Wahyu Hidayah, M.Si. menyampaikan, hadirnya sosok muda seperti Wildan merupakan bukti bahwa program regenerasi petani mulai menampakkan hasil.
“Kami sangat bersyukur bahwa salah satu binaan kami, Kang Wildan, mendapat perhatian di tingkat provinsi. Ini adalah bukti bahwa program regenerasi petani yang kami jalankan membuahkan hasil nyata,” jelas Wahyu.
Ia menambahkan, tantangan pertanian saat ini bukan hanya soal produksi, tetapi juga soal langkanya generasi penerus. Pasalnya, sebagian besar petani di kuningan kebanyakan merupakan generasi tua.
“Kalau tidak segera kita tangani, kita akan menghadapi krisis struktural di sektor pertanian. Krisis ini tidak hanya berdampak pada ketahanan pangan, tapi juga pada keseimbangan ekonomi desa dan kota, serta kedaulatan pangan bangsa,” terangnya.
Sebagai bentuk tanggapan konkret, Wahyu memaparkan, Kabupaten Kuningan telah membina 681 anggota Petani Milenial (Petmil) dengan pendekatan menyeluruh dari hulu ke hilir. Tidak hanya mengajarkan cara menanam, pihaknya juga membantun mengolah hingga memasarkan.
“Kami fasilitasi Petmil Kuningan melalui Pasar Tani Milenial dan Masagi Mart agar hasil pertaniannya bisa langsung diserap pasar dengan harga yang layak. Ini adalah pendekatan holistik agar anak muda melihat pertanian sebagai profesi yang menjanjikan, bukan sebagai pilihan terakhir,” tambahnya.
Ia menegaskan, inisiatif tersebut juga sejalan dengan program prioritas nasional yang digagas oleh Presiden Prabowo Subianto, dan mendapat dukungan penuh dari Bupati Kuningan, Dr. H. Dian Rachmat Yanuar.
“Tanpa regenerasi petani, mustahil kita bisa mewujudkan ketahanan pangan yang berdaulat dan berkelanjutan sebagaimana dicanangkan oleh Bapak Presiden. Ini bukan hanya program dinas, tapi perjuangan bersama untuk masa depan bangsa,” tegas Wahyu.
Sementara itu, Ketua Tim Verifikasi Provinsi, Lia, mengutarakan apresiasinya terhadap Wildan. Verifikasi itu tak hanya menjadi rangkaian administratif, tetapi juga menjadi simbol nyata bahwa pemerintah hadir untuk mengangkat figur-figur akar rumput. Wildan, dengan ketekunan dan semangat mudanya, telah melampaui sekadar sebagai calon penerima penghargaan. Ia kini menjadi representasi dari harapan baru pertanian Jawa Barat yakni modern, mandiri, dan berkelanjutan.
“Kami telah berdiskusi di tingkat provinsi dan sepakat bahwa Kang Wildan layak menjadi nominasi karena semangat dan inovasinya. Dia adalah potret petani muda yang mandiri dan kreatif. Kami harap ini bisa memotivasi petani muda lainnya di seluruh Jawa Barat,” ujarnya. (argi)
