KUNINGAN (MASS) – Perkenalkan metode Takakura dalam pembuatan pupuk kompos jadi salah satu program kerja utama kelompok mahasiswa KKN-T Universitas Swadaya Gunungjati (UGJ) Cirebon yang berjumlah 15 mahasiswa (7 laki-laki 8 perempuan), di Desa Garawangi Kecamatan Garawangi.
Pembuatan pupuk kompos melalui metode Takakura ini, dipilih jadi proker utama setelah dilakukan pengenalan lingkungan. Dimana metode ini dianggap lebih efektif, ramah lingkungan serta mudah diterapkan di Desa Garawangi.
Kelompok yang dibimbing Dosen Ida Setya Wahyu A, Sp M Si ini, melalui ketua kelompok Aditya Yoan Trisandi, mengaku mengangkat pembuatan pupuk kompos menggunakan metode Takakura, tujuannya untuk meningkatkan produktivitas pertanian dan mengurangi limbah organik. Pembuatan pupuk kompos, lanjut Aditya, merupakan solusi yang dianggap tepat.
“Metode Takakura diperkenalkan sebagai bagian dari upaya pemberdayaan masyarakat dan peningkatan kesejahteraan lokal,” terangnya.
Sosialisasi sekaligus praktik pembuatan Takakura telah dilakukan pada Jum’at (6/9/2024) kemarin. Sosialisasi dilakukan langsung oleh mahasiswa KKN dari Fakultas Pertanian Prodi Agribisnis, Fakhri Nur Rahman, Herlinda Rahayu dan Tiara Aulia Asy Syadza dengan ibu-ibu PKK sebagai peserta.
Praktik pengolahan sampah organik melalui metode Takakura dilakukan langsung oleh peserta KKN. Praktik langsung ini dilakukan dengan tujuan utama agar masyarakat desa dapat memahami secara lebih baik terkait cara pembuatan Takakura dan mampu secara langsung bertindak mengurangi pencemaran sampah rumah tangga.
Kegiatan monitoring juga dilakukan baik oleh peserta KKN dan masyarakat desa selama 10 hari hingga pupuk hasil Takakura siap digunakan untuk kegiatan pertanian di sekitar desa.
Program Kerja ini diharapan mampu untuk mengurangi volume sampah organik yang dihasilkan oleh masyarakat. Dengan metode ini, diharapkan warga dapat mengolah limbah organik rumah tangga, seperti sisa makanan dan dedaunan, menjadi kompos yang bermanfaat.
“Selain mengurangi pencemaran lingkungan, program ini juga bertujuan meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya pengelolaan sampah yang ramah lingkungan dan berkelanjutan. Melalui pelatihan yang diberikan, diharapkan masyarakat menjadi lebih peduli terhadap dampak sampah organik dan memahami manfaat kompos untuk lingkungan dan pertanian,” ujar Aditya di akhir. (eki)