KUNINGAN (MASS) – Berkaitan dengan Eks RSCI yang telah dirubah status menjadi RS khusus penanganan covid di Jl Ciharendong, menurut Ketua Komisi IV DPRD Kuningan, Tresnadi, tidak ada masalah.
“Gak ada masalah. Urusan pembelian sudah sesuai payung hukum, bahkan mungkin sedang diperiksa BPK (Badan Pemeriksa Keuangan). Ya kita tunggu hasilnya,” ujar Tresnadi kala dikonfirmasi akhir pekan kemarin.
Sedangkan kondisi saat ini yang sepi pasien dalam kurun waktu sekitar sebulan ini, politisi senior dari PDIP tersebut menjelaskan secara sistematis. Dikatakan, bangunan eks RSCI dibeli waktu itu untuk antisipasi wabah covid di awal.
“Dibagi 2, pasien yang tak punya penyakit penyerta dirawat di RSCI, sedangkan yang punya penyakit penyerta di RSUD 45 termasuk RSUD Linggarjati. Karena kan menyangkut kelengkapan alat,” jelasnya.
Waktupun, lanjut Tresnadi, terus berjalan. Covid di Kuningan naik turun. Kemudian turun kebijakan pemerintah pusat dimana RS swasta dapat melakukan isolasi. Dari situ jadi banyak tempat yang bisa dipakai untuk penanganan pasien covid.
Baca juga: https://kuninganmass.com/misteri-eks-rs-citra-ibu-dibeli-mahal-tapi-jarang-digunakan/
“Tadi saya cek di RS Arya Kemuning, RS baru di Cidahu, ada yang diisolasi. Lalu di RS Sekar Kamulyan Cigugur dan RS swasta lainnya,” ungkapnya.
Adapun keberadaan tenaga kesehatan di eks RSCI memang harus siaga terus. Jika sewaktu-waktu ada pasien maka tidak perlu menyusul ke rumah.
Dengan dimilikinya RS tersebut, justru Kabupaten Kuningan punya kelebihan. Ketika di daerah lain ada yang nyewa hotel atau tempat yang sudah barang tentu tetap mengeluarkan anggaran, setelah covid berakhir maka Kuningan punya asset.
“Punya asset dan asset itu tidak hilang. Bahkan nilainya akan terus bertambah. Tinggal mau dimanfaatkan untuk apa nanti kalau sudah selesai,” kata bendahara DPC PDIP Kuningan tersebut.
Jika sudah jadi asset pemda maka tidak bisa dijual. Sebab prosesnya tidak gampang. Peruntukannya dulu harus jelas, baru masuk kepada urusan harga. “Tak mungkin pemda melepas asset kalau gak punya keperluan apa-apa,” tandasnya.
Sekali Tresnadi menegaskan bahwa Kuningan terdapat kelebihan. Daerah lain yang tidak membeli asset tetap mengeluarkan uang. Bahkan ada yang menyewa hotel yang cukup mahal, mendekati ukuran membeli.
“Tapi saya tidak bilang ini efisien atau tidak. Ini kan menyangkut kepentingan yang mendesak saat itu. Kan panik semua juga. Obat belum ada, belum bicara vaksin waktu itu,” ucapnya. (deden)