KUNINGAN (MASS) – Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Cabang Kuningan merespons pernyataan Komisi IV DPRD Kabupaten Kuningan mengenai perhatian terhadap meningkatnya kasus HIV/AIDS di wilayah tersebut. PMII menilai langkah tersebut sebagai bentuk kepedulian penting dalam menghadapi salah satu permasalahan kesehatan masyarakat yang mendesak.
Ketua PMII Kuningan, Dhika Purbaya, menyatakan perlunya tindakan nyata dalam penanganan kasus HIV/AIDS yang semakin marak. Bahkan, data yang sempat disampaikan DPRD ke publik, angka kasusnya diperkirakan capai 1.8000 kasus baik itu dewasa, sampai anak dan balita.
“Perlu ada tindakan yang nyata dalam upaya penanganan terkait maraknya kasus HIV/AIDS ke permukaan, meskipun ini sangat terlambat menyadarinya,” ujarnya.
Ia mengkritisi keterlambatan dalam menyadari persoalan tersebut dan menyoroti kurang optimalnya program-program yang seharusnya dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan sebagai leading sector.
Selain itu, ia menilai bahwa Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Kabupaten Kuningan terkesan tidak aktif, padahal jika melihat dari segi anggaran, seharusnya semua stakeholder pendukung dapat menjalankan fungsinya secara maksimal.
Menurut Dhika, persoalan HIV/AIDS bukan hanya masalah kesehatan, tetapi juga kompleks secara sosial dan ekonomi. Oleh karena itu, keterlibatan semua pihak sangat diperlukan dalam penanganan kasus tersebut.
Ia mencontohkan beberapa langkah konkret, seperti penyaluran pekerjaan, edukasi di sekolah serta pelatihan wirausaha.
1. Penyaluran Pekerjaan: Melalui Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) dengan melihat potensi, minat, dan bakat penderita agar dapat disalurkan sesuai kemampuannya.
2. Edukasi di Sekolah: Melibatkan Dinas Pendidikan (Disdik) untuk melakukan sosialisasi kepada siswa terkait bahaya HIV/AIDS.
3. Pelatihan Wirausaha: Melalui Dinas Koperasi, Perdagangan, dan Perindustrian (Diskopdagperin) guna meningkatkan sektor perekonomian.
PMII Kuningan juga mengajak Komisi IV DPRD Kuningan untuk duduk bersama dalam diskusi guna mencari solusi konkret. Dengan diskusi tersebut diharapkan melibatkan berbagai pihak mulai dari edukasi, pencegahan, hingga penanganan kasus HIV/AIDS.
“Kami percaya bahwa kolaborasi adalah kunci untuk mengatasi masalah ini. PMII siap menjadi fasilitator dalam diskusi ini, sehingga kita dapat bersama-sama mencari solusi terbaik untuk menekan angka kasus HIV/AIDS di Kabupaten Kuningan,” tambah Dhika.
Lebih lanjut, PMII juga menekankan pentingnya menghilangkan stigma negatif terhadap penderita HIV/AIDS.
“Kita harus menciptakan lingkungan yang inklusif dan mendukung, di mana penderita merasa diterima dan mendapatkan akses layanan kesehatan yang layak,” pungkasnya. (didin/mgg)
