KUNINGAN (MASS) – Setelah dari GMNI dan PMII, reaksi menyangkut independensi mahasiswa muncul pula dari HMI Cabang Kuningan. Ketuanya, Arip Samsul Aripin mengatakan, mahasiswa harus punya kecenderungan diatas independensi, bukan berdiri diatas sebuah kepentingan.
“Kecenderungan pada kebenaran bukan terlibat dalam kontestasi pemenangan salah satu calon. Kewibawaan mahasiswa terletak pada independensinya. Namun jika independensinya telah tergadaikan, maka makna kemahasiswaanya itu telah hilang,” kata Arip kepada kuninganmass.com, Sabtu (21/4/2018).
Menyikapi adanya sejumlah gabungan mahasiswi dari beberapa Perguruan Tinggi (Gerimis) yang telah melakukan deklarasi dukungan kepada salah satu paslon, dia merasa prihatin dan mengutuk.
“Saya merasa prihatin atas kejadian tersebut dan kami mengutuk keras individu-individu yang menggadaikan nilai independensi dan menjatuhkan kewibawaan nama mahasiswa/i, sebab dimensi kemahasiswaanya itu telah hilang, yang ada menistakan nama mahasiswa/i itu sendiri,” geramnya.
Menurut Arip, kejadian tersebut menjadi preseden buruk bagi mahasiswa/i yang seharusnya tampil mengawal demokrasi. Karena akhir-akhir ini banyak potensi-potensi perusak keberlangsungan demokrasi.
“Bahkan mengancam NKRI karena terjadinya polarisasi baik di tataran elit politik maupun di grass root,” ungkapnya.
Kalaupun seseorang yang berstatus mahasiswa/i sudah punya hak pilih, ia menyarankan, sebaiknya salurkan secara etis hasrat politiknya itu. Karena menurutnya, label mahasiswa/i merupakan label melembaga dan general.
“Silahkan saja tampil dengan penuh percaya diri memberi dukungan namun tanpa mengklaim dirinya sebagai mahasiswa/i. Jika suara rakyat dikatakan suara Tuhan, jangan sampai suara mahasiswa/i adalah suara paslon,” tegasnya. (argi)