KUNINGAN (MASS) – Munculanya gagasan hari santri tidaklah semata hadir dari ruang hampa semata, melainkan dari sebuah proses sejarah yang sangat panjang yang telah ditapaki para kiyai dan santrinya.
Dalam catatan sejarah kita, dengan dikeluarkannya rumusan resolusi jihad pada tanggal 22 Oktober 1945 oleh KH. Hasyim Asy’ari menjadi sebuah momentum yang menjadi suplemen dalam menambah semangat juang bangsa Indonesia khususnya kalangan santri dalam mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia pada masa itu.
Salah satu peristiwa yang sangat heroik yang dilakoni oleh kalangan santri adalah dengan tewasnya seorang pimpinan tentara sekutu bernama Mallaby dalam peristiwa jembatan merah Surabaya tanggal 30 Oktober 1945 ditangan seorang santri.
Menurut Iyus Firdaus yang merupakan salah satu Anggota DPRD Kabupaten Kuningan dari Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (F-PKS) dan Alumni Ponpes Husnul Khotimah mengatakan, Hari Santri adalah sebuah bentuk penghargaan dari negara atas jasa kaum santri dalam mendirikan dan mengokohkan bangunan Republik Indonesia.
“Oleh karena itu, agar hari santri tidak terjerat pada hal yang bersifat ceremonial semata, negara pun harus memberikan perhatian yang lebih mesra bagi pondok-pondok pesantren di Indonesia serta memberi ruang juga bagi kaum santri dalam mengembangkan kualitas dirinya secara lebih luas, bebas dan terbuka,” papar Iyus.
Selain itu Iyus menambahkah, resolusi jihad merupakan salah satu wujud nyata dari kecerdasan dan keluasan ilmu KH. Hasyim Asy’ari dalam menyeimbangkan ilmu agama dan ilmu sosial.
Karena itu, seorang santri disamping harus memperdalam ilmu agama juga harus peka terhadap realitas sosial di sekitarnya.
“Dengan diperingatinya hari santri ini, mari kita doakan semoga para pejuang kemerdekaan bangsa khususnya dari kalangan kiyai dan santri yang sudah wafat mendapatkan balasan surga dari Allah SWT,” ajaknya.
Disamping itu, diharapkan kita bisa meneruskan semangat juang mereka dengan lebih menginternalisasikan konsep hubbul wathon minal iman dalam setiap perkataan dan perbuatan di kehidupan sehari-hari.
“Agar cita-cita terbentuknya Negara Republik Indonesia yang adil makmur dan tentunya yang diridhoi Allah SWT dapat tercapapai,” ungkas Iyus. (deden/rl)