KUNINGAN (MASS) – Perjuangan menjadi peran seorang guru tentu sangatlah sulit untuk terus diaplikasikan dalam keseharian. Pasalanya segala perkataan, perbuatan dan prilaku guru akan menjadi contoh gambaran bagi anak didiknya, lantaran semua itu akan ditiru.
Namun, selain itu hambatan yang akan dihadapi oleh seorang guru yakni prilaku siswa yang buruk, baik karena faktor lingkungan masyarakat maupun faktor keadaan keluarga. Menurut salah seorang guru honorer di salah satu sekolah swasta yakni Ma’arif NU Kadugede, ada satu hal yang sampai saat ini ia takuti atau khawatirkan dalam menghadapi peserta didik.
“Matinya inspirasi dan keinginan di dalam jiwa murid adalah suatu hal yang sangat dikhawatirkan oleh para guru. Sebab jika itu terjadi, maka mereka sama saja seperti mayat hidup artinya mereka hidup namun tidak punya arah atau tidak bermanfaat baik bagi dirinya maupun orang lain,” ujar Rojak S Pd, Jum’at (22/11/2018).
Hal ini tentunya harus menjadi perhatian dari berbagai pihak lanjutnya, terlebih guru harus dituntut untuk lebih berperan aktif dan unggul dalam segala aspek diantaranya kognitif, afektif dan psikomotor. Sehingga guru dapat memberikan inspirasi kepada muridnya.
“Selain memberikan inspirasi, guru juga wajib untuk memberikan kesuksesan dan kebahagiaan kepada seluruh murid di kelasnya. Sebab, kebahagian itu adalah hak milik siapa saja, mau kalangan atas, menengah atau bawah,” lanjutnya yang menjadi guru sejak tahun 1970.
Bercerita tentang pengalamannya, pernah suatu ketika terdapat beberapa murid yang dinilai tidak mungkin untuk melanjutkan kuliah karena faktor ekonomi dan juga dinilai kurang pandai. Namun, semua itu hanya perkiraan saja karena Allah lah yang menentukan takdir hambanya. Alhasil siswa tersebut dapat menggapai sarjana dan lebih maju.
“Bagaimana tidak, orang bapaknya serabutan ditambah anaknya kurang pandai dalam memahami pelajaran, namun hanya memiliki keinginan saja. Dari sana saya hanya bisa bantu memotivasi dan mengantar mendaftarkannya untuk kuliah. Itupun saya tak membantu bayar pendaftaran kuliahnya,” ceritanya.
Menurutnya, di dunia ini tidak ada yang tidak mungkin karena semuanya mungkin. Allah melahirkan seseorang ke dunia itu dengan rizkinya, Allah tidak menciptakan kemiskinan, tapi Allah menciptakan kecukupan dalam aspek kebutuhan manusia. “
Dikatakan, yang memang sulit di desa atau kampung itu adalah memberikan pemaham kepada masyarakat bahwa uang itu bukanlah segalanya. Karena rata-rata mereka itu berpatokan segala gak ada duit. Padahal banyak diluar sana bahkan saya pun anak desa yang hanya dengan modal nekad saja. (argi)