KUNINGAN (MASS) – Usai diperiksa Bawaslu Kuningan, M Ridho Suganda selaku wakil bupati sekaligus kader PDIP menegaskan, pertemuan di Hotel Purnama Mulia itu sangat internal. Jika pembicaraan di internal sampai mencuat, berarti ada orang lain yang memanfaatkan.
“Karena kita bicara dalam keluarga kita. Tim itu kan keluarga kita. Kalau keluarga ngomongin politik, atau apapun, ya wajar-wajar saja. Nah apabila begini, berarti ada orang lain yang memanfaatkan, apalagi videonya sampai dipotong-potong,” kata Edo, sapaan Ridho.
Ia juga menegaskan, kalau pertemuan sangat internal sampai mencuat seperti sekarang maka itu menunjukkan ada tim pemenangan lain. Namun Edo juga tidak tahu siapa orang yang dianggapnya tim pemenangan yang lain tersebut.
“Untuk mengusut itu bukan tugas saya. Silakan tanyakan kepada bawaslu atau kepolisian,” arahnya.
Usai mengatakan video yang dipotong-potong, Edo menandaskan, salah satu yang akan menghancurkan bangsa bukan hanya narkoba melainkan pula hoax.
“Inilah salah satu yang akan menghancurkan bangsa kita. Bukan narkoba saja yang menghancurkan itu, hoax juga bisa menghancurkan. Apalagi ditanggapinya sensitif. Saya juga mewajarkan momen politik seperti sekarang semuanya berpikiran lebih sensitif dari biasanya,” ucapnya.
Edo tiba di kantor Bawaslu Kuningan sekitar pukul 10.00 WIB Rabu (20/2/2019). Beda dengan Acep Purnama, waktu pemeriksaan terhadap Edo tidak lebih lama. Sekitar pukul 11.00 WIB sudah beres.
Menurutnya, dalam kasus video “laknat” tersebut tidak ada yang aneh. “Karena sebegitu semangatnya, ucapan yang seharusnya diucapkan sehingga kepikiran yang lain. Menurut saya gak ada yang aneh,” ungkap Edo setelah keluar dari ruangan. (deden)