KUNINGAN (MASS) - Utin Sutini warga Desa Ciawilor Kecamatan Ciawigebang tidak menyangka perjalanan hidupnya sangat berliku. Dulu, ia masuk kategori warga miskin.
Tapi, kini hidupnya berubah 180 derajat. Kisah bermula dari ia masuk kategori warga penerima program keluarga harapan (PKH). Setiap bulan Utin rutin menerima bantuan dari pemerintah.
Meski mendapatkan bantuan dari pemerintah. Ia tidak terlena tapi terus berjuang keras agar keluar sebagai penerima bantuan atau keluar dari kepersertaan.
Dan akhirnya kerja kerasnya tercapai. Tahun 2014 ia dinyatakan naik tingkat dan bukan lagi warga miskin.
Yang membuatnya bisa naik status adalah keberaniannya memulai usaha sebagai pengrajin tahu. Tak dinyana usahanya berkembang pesat.
kini dalam sehari omzetnya tidak kurang dari Rp2 juta. Dari usaha itu ia mendapatkan keuntungan bersih per hari Rp200 ribu hingga Rp300 ribu.
Dengan pendapatan tersebut kini tempat usahanya berkembang pesat karena membeli tanah yang ada disebelah tempat usahanya.
“Terima kasih Pak Menteri dan yang paling penting ke Pak Haji Jokowi karena adanya PKH membuat hidup saya berubah,” ujar Utin ketika menceritakan perjalanan hidupnya dihadapan Menteri Sosial Idrus Marham dalam acara penyaluran Bantuan Sosial Non Tunai Program Keluarga Harapan (PKH) dan Bansos Pangan Rastra Jumat (27/4/2018).
Ternyata yang kisahnya seperti Utin ada enam orang. Mereka semua sukses mengikuti program graduasi atau keluar dari kepersertaan PKH.
Ada yang menjadi bos cilok stun, memiliki warung kelontongan dan banyak lagi. Intinya mereka naik status.
Melihat kesuksesan tersebut Mensos Idrus sumringah. Bahkan, ia langsung mencicipi tahu buatan Utin.
“Enak juga, pantesan laku. Bagus..bagus, cobain juga oleh wartawan,” sambil menyodorkan piring berisi tahu kepada wartawan yang dari tadi sibuk memotret Utin ketika memberikan tahu kepada sang menteri.
Idrus mengaku penerima PKH yang mengikuti graduasi terus naik. Di Kuningan sendiri penerima sudah 46.941 keluarga dan ditargetkan penerima menurun setiap tahun. Bukan hanya di Kuningan tapi secara nasional pun ikut naik.
“Kami terus berjuang agar jumlah penerima yang keluar dari kepersertaan terus naik. kemarin di Tegal ada 600 orang dan secara nasional sudah mencapai 300 ribu orang. Kami terus dorong agar mereka keluar dari kepersertaan ,” tandasnya.
Untuk Jabar lanjut dian penerima PKH total ada 1.611.339 keluarga dengan jumlah bantuan Rp3.047.848.950.00. Batuan itu terdiri dari PKH reguler, pKH disabilitas, PKH Lanjut usia. Sedangkan untuk rasta total 2.516.981 dengan total bantuan Rp.3.322.414.920.000.
“Kuningan sendiri untuk rastra mendapatkan jatah 82.082 keluarga dengan nilai bantuan Rp1.8.348.240.000,” ujar Idrus.
Sekedar informasi ada 500 penerima hadir dalam acara tersebut. Kuningan beruntung bisa dikunjungi oleh menteri yang juga mantan Sekjen Partai Golkar tersebut. Dalam kesempatan tersebut menteri juga memberikan bantuan paket sembako kepada warga yang hadir.
Bukan hanya itu, menteri juga memberikan bantuan kepada anak prestasi dari keluarga PKH. Kemudian, juga memberikan penghargaan kepada penerima PKH yan dinyatakan sudah Graduasi Mandiri atau keluar dari kepersertaan PKH.
Pada saat memberikan bantuan dan juga penghargaan secara simbolis ternyata sang menteri memilih menjadi MC. Ia justru meminta dari mulai Dirjen Penanganan Fakir Miskin, Plt Bupati, Kadinsos Jabar, pihak BNI, untuk memberikan bantuan dan juga penghargaan.(agus)