KUNINGAN (MASS) – Digelarnya Ciayumajakuning Entrepreneur Festival (CEF) 2025, event yang dilaksanakan BI untuk memajukan UMKM, ternyata tidak dirasakan semua UMKM.
Mungkin banyak warga yang senang karena bintang tamu dan banyaknya jajanan, namun ternyata cukup banyak juga yang mengeluhkan, terutama dari kalangan UMKM yang biasa berdagang di Pandapa, tempat digelarnya CEF 2025.
“Padahal acaranya bagus. Cuman pas baca keluhan para pedagang yang direlokasi, cukup disayangkan, event untuk UMKM tapi justru menyisihkan UMKM lain,” kata Nurkholik, mahasiswa Kuningan yang dalam beberapa tahun belakangan tengah menempuh pendidikan di Jogja.
Ia berpendapat, baiknya event-event seperti ini, melibatkan UMKM lokal. Tak perlu disterilisasi secara penuh. Karena para pedagang biasa yang notabene UMKM, pasti bisa mengerti meski tak ditempatkan di dalam venue acara.
“Ya kan itu biasanya juga tempat UMKM, sekarang eventnya UMKM, masa UMKM yang biasanya malah disisihkan demi UMKM luar. Keuntungan tuan rumahnya, bagi mereka malaha jadi gak kerasa,” imbuhnya lagi.
Meski Reza mengaku menikmati kedatangan banyak bintang tamu, ia mengaku tak bisa meminta para pedagang yang tersisih bersabar. Apalagi, banyak dari mereka adalah pencari nafkah harian.
“3 hari itu, kalo pedagang harian pasti kerasa. Apalagi harus lewat hari Minggu, yang biasanya puncak dagang di CFD,” tuturnya.
Nurkholik kemudian mengenang acara serupa yang pada tahun senelumnya digelar Tamkot. Dulu dianggap merusak taman dan mungkin jadi alasan sekarang dipindah. Tapi sayang, saat ini malah terkesan menyisihkan UMKM yang biasa di Pandapa.
“Mungkin ya, kedepan mending digelar di area yang lebih profer. Bisa di Linggarjati, bisa juga di Pacuan Kuda Jalan Baru Ir Soekarn-Hatta. Selain tidak akan menyisihkan UMKM, kalo kadi titik macet juga gak terlalu masalah, bukan akses utama misal ke rumah sakit dll,” sarannya.
Sementara, Bupati Kuningan Dr. H. Dian Rachmat Yanuar, M.Si dalam kesempatan sebelumnya mengatakan, bahwa CEF bukan sekadar pameran produk, tetapi sebuah gerakan bersama untuk mentransformasi UMKM menjadi lebih profesional dan siap bersaing secara global.
“UMKM adalah tulang punggung perekonomian daerah. Mereka adalah para pejuang yang setiap hari menjaga denyut nadi ekonomi rakyat. Maka, kita tidak boleh membiarkan mereka berjalan sendiri. Kita harus hadir, mendampingi, memperkuat, dan mendorong mereka naik kelas,” jelasnya, pada pembukaan CEF, Jumat (20/6/2025).
Bukan mustahil, produk-produk unggulan dari Kab. Kuningan, Kab. Cirebon, Indramayu, Majalengka, dan Kota Cirebon bisa menembus etalase internasional selama bersatu, berjejaring, dan berkolaborasi.
Dalam pembukaan CEF, Plt Kepala KPw BI Cirebon, Kiptiah Riyanti menyampaikan, selain pameran UMKM, dalam CEF juga diselenggarakann kegiatan edukasi, kegiatan usaha, konsultasi bisnis, dan temu investor.
Dijelaskannya, CEF mengusung tema “Merayakan Budaya, Melestarikan Alam”. Tema ini diambil sebagai bentuk upaya memastikan pertumbuhan ekonomi bisa berjalan beriringan dengan upaya pelestarian lingkungan dan pemuatan identitas budaya.
Kegiatan CEF tahun 2025 berlangsung selama 3 hari di Pandapa Paramartha mulai tanggal 20 hingga 22 Juni dengan keterlibatan lebih dari 130 UMKM dari seluruh wilayah Ciayumajakuning.
Acara turut dihadiri Anggota Komisi XI DPR RI Dr. H. Jefry Romdony dan Dr. H. Mohamad Sohibul Iman, Kepala BI Provinsi Jawa Barat Muhamad Nur, para kepala daerah, Wakil Bupati Kuningan, Dandim, Kapolres Kuningan, serta pimpinan perbankan, akademisi, dan komunitas pelaku usaha se-wilayah Ciayumajakuning. (eki)
