KUNINGAN (MASS)- Selama dua hari yakni Rabu dan Kamis (7-8/11/2018) di Gor Ewangga Kuningan digelar kegiatan Bursa Inovasi Desa (BID). Kegiatan ini diikuti oleh 1.346 orang yang dibagi kedalam dua gelombang.
Untuk peserta sendiri terdiri dari 32 camat, 50 unsur Tim Inovasi Kabupaten (TIK). TIK ini terdiri dari dinas terkait, perguruan tingggi, perbankan, LSM, Pokja, PPID, Pokja, P2KTD. Kemudian, 3 Ketua Tim Pelaksana Inovasi Desa Kecamatan, 1.083 orang perwakilan desa yang terdiri kades , ketua BPD, perwakilan tokoh masyarakat dan 110 unsur panitia.
Acara yang dibuka oleh Asda 2 H Dadang Supardan MSi itu, juga dihadiri Ketua TPPK Hj Ika Acep Purnama. Lalu, Kadis DPMD Deniawan MSi, Kabid Pemdes H Ahmad Faruk MSi dan Kabid Sumber Daya Alam dan Teknologi Tepat Guna Imat Masriadi SIP MSi.
Menurut Ketua Panitia Bursa Inovasi Desa Ir H Wawan Hermawan mengatakan, maksud dari BID yaitu untuk menjembatani kebutuhan Pemdes, akan pilihan solusi bagi penyelesaian masalah, serta inisiatif atau alternatif kegiatan pembangunan desa dalam upaya penggunaan dana desa yang lebih efektif dan inovatif.
Sedangan tujuan BID lanjut dia, ada enam poin yakni mengedesiminasikan infomasi pokok terkait program inovasi desa dan hibah dana desa. Lalu, yang kedua menginformasikan rencana kegiatan pengelolaan dan inovasi desa (PPID) kepada pemangku kepentingan di tingkat kabupaten, kecamatan dan desa.
Sedangka point ketiga adalah menginformsai pelaku yang terlibat dala PPID di tingkat kabupaten, kecamatan dan desa. Selanjutnya memperkenalkan inisiitif atau inovasi masyarakat yang berkembang di desa dalam menyelesaikan masalah dan mendukung peningkatan kualitas pembangunan.
Untuk tujuan selanjutnya adalah menjaring komitmen Pemdes untuk mengadopsi atau mereplikasi inisiatif atau inovasi yang diperoleh dalam bursa Inovasi desa. Dan poin ke enam sbagai ruang konsultasi desa dengan penyedia pelaksanan kapasitas teknis desa (P2KTD).
Mengenai hasil yang diharapkan dari BID lanjuta dia, juga ada enam poin yang semuanya sangat penting. Poin pertama adalah terdiseminasikan informsai penting tekait PID kepada pemangku kepentingan dan pelaku. Lalu, terdiseminasikan rencana kegiatan PPID dan P2KTD kepada pemangku kepentingan di tingkat kabupaten, kecamatan dan desa.
“Poin tiga adalah terbangunnya dukungan dan kerjasama dari pemangku kepentingan baik pemerintah daerah, pemdes, dalam menyelanggarakan BID di tingkat kabupaten, masyarakat, dan lembaga kemasyarakatan maupun pihak swasta,” ujar Wawan lagi.
Poin berikutnya kata Wawan, tersedianya dokumen pembelajaran tentang inovasi desa yang inspiratif dari masyarakat yang berkembang di desa, dalam menyelesaikan masalah dan mendukung peningkatan kualitas pembangunan desa. Sedangkan poin kelima adalah terbangunnya komitmen Pemdes dalam mengadopsi dan mereplikasi kegiatan inovasi desa.
“Dan hasil yang terakhir yang ingin dicapai adalah terjadinya interkasi antara para pemangku kepentingan desa dengan P2KTD dalam mendukung pembangun desa,” pungkasnya. (agus)
