KUNINGAN (MASS) – Polemik di media antara Agus Kusman dan Abdul Jabbar, rupanya masih bersambung. Dalam menimpali ungkapan Jabbar, Agus justru menilai Jabbar kurang fokus.
“Sebagai advokat seharusnya Bang Jabbar bisa menelaah setiap kata dan kalimat yang dibacanya atau didengarnya. Karena, menurut saya Bang Jabbar lagi-lagi kurang fokus dalam menelaah pernyataan saya,” kata Agus, Rabu (14/3/2018).
Mungkin, imbuh Agus, Abdul Jabbar butuh air mineral biar tidak gagal fokus membaca pernyataannya. Menurut Agus, dirinya tidak pernah berbicara bahwa Bang Japar itu tidak resmi. Karena ia tahu betul kalau Bang Japar itu resmi pada saat pemilu di DKI.
“Mungkin tulisan saya bisa dibold dan fontnya dibuat besar, agar bang Jabbar mengerti. Yang dicontohkan oleh saya itu adalah para teman-teman alumni 212 yang ikut melakukan pemantauan pemilu,” jelasnya.
Dikatakan, banyak dari masyarakat luar daerah yang ikut terjun pada saat itu. Bahkan tidak sedikit dari Kuningan juga hadir untuk membantu mengawasi.
“Mungkin termasuk saya juga pada saat itu yang turut bergerilya, tapi apakah saya dan teman-teman harus memegang SK dari bawaslu untuk melakukan itu, kan enggak,” ketusnya.
Untuk itu, kata Agus, Menara 27 adalah pemantau independen yang bersifat partisipatif. “Pahami makna dari yang sifatnya partisipatif ya bang Jabbar. Bisa dicontohkan seseorang biasa yang tiba-tiba mendapati adanya kecurangan pemilu, lalu dia melaporkan ke panwas, apakah nanti panwas nanya dulu SK pengawasan kamu dari bawaslu mana? kan engga, pasti panwas menerima laporannya tersebut,” tutur Agus.
Menurut dia, sama halnya dengan menara 27. Jadi tidak perlu ngomong bawaslu harus cabut kewenangan Menara 27. “Lah kami tidak ter SK kan oleh mereka kok. Hanya kami bergerak berdasarkan kesadaran bahwa pemilu ini harus bersih dari praktik-praktik kecurangan,” tegasnya.
Agus kemudian mempertanyakan bagaimana sikap Abdul Jabbar seandainya melihat ada cabup bagi-bagi uang. “Ketika bang Jabbar sebagai pribadi melihat ada cabup bagi-bagi uang dan sebenarnya itu melanggar aturan kampanye, apakah bang Jabbar akan diam saja atau engga? Kalau diam saja berarti bang Jabbar harus belajar hukum lagi,” sindirnya.
Begitupun Menara 27, pihaknya sudah pernah membiarkan cabup yang bagi-bagi uang padahal mendapat laporan tersebut. Tadinya hanya untuk melihat panwas dapat mengendus atau tidak. Ternyata panwas sepertinya tidak tahu.
Atas dasar itulah akhirnya Menara 27 berkomitmen ke depan jika menemukan hal seperti itu lagi, akan langsung dilaporkan. Sebab kelihatannya panwas harus menerima laporan dulu baru bisa bertindak.
“Terkait saran bang Jabbar saya harus minta maaf, kalau bang Jabbar sudah memahami setiap kata dan makna dari pernyataan saya pasti bang Jabbar akan paham kenapa saya tidak perlu meminta maaf,” pungkasnya. (deden)