Connect with us

Hi, what are you looking for?

Kuningan Mass

Netizen Mass

Ayah, Aku Ingin Beli Buku Baru!

“Bangun, sudah siang!,”

Suara Ibuku lantang di telinga.

Waktu masih pukul 5 pagi, tapi kata Ibu sudah terlalu siang. Aku lantas pergi ke tempat mandi. Tempat mandi umum. Jaraknya sekitar 30 meter dari rumah. Pagi buta tempat ini sudah menjadi yang paling ramai di kampungku.

Meski kantuk masih terasa tapi aku paksa untuk mandi. Sambil menunggu giliran aku mencuri waktu untuk mengantuk sebentar. Sayangnya tak nyenyak, dikerbuti semut. Tak nyaman pula, karena harus memantau antrian mandi.

Advertisement. Scroll to continue reading.

Ketika mentari sudah mulai naik ke peraduan, dengan berani ku langkahkan kaki menuju sekolah. Ditemani ragam siulan burung dan tutur sapa penduduk kampung, wajah lucu ini semakin pede saja untuk cepat bergegas menyapa gerbang sekolah.

Sayangnya, sekolahku tanpa gerbang. Ketika datang langsung dihadapkan pada tangga menukik menuju halaman sekolah. Tidak ada gerbang. Sekolahku di pinggir tebing dan dikelilingi sawah.

Kalau tentang prestasi aku tidak ketinggalan. Sebab, nilaiku selalu bagus. Perhitunganku selalu cepat dan aku pun selalu masuk di ranking 5 besar. Tiap kenaikan kelas aku sering mendapat hadiah. Kata orang pun aku memang pintar. Tak apalah pede sedikit, biar kalian yang menyimpulkan.

Terkadang sebelum pulang sekolah guruku selalu memberikan pertanyaan matematika. Siapa cepat menjawab maka bisa pulang duluan. Dan di lomba ini aku sering jadi yang pertama keluar kelas.

Advertisement. Scroll to continue reading.

Aku duduk di bangku kelas 3. Guruku pun teman ayahku. Makanya beliau selalu menceritakan kondisi aku pada Ayah. Katanya waktu semester pertama nilaiku bagus dan masuk peringkat kedua. Bahkan katanya bisa ranking 1. Sayangnya susah ketika harus bersaing dengan anak titipan. Intinya, Guruku selalu bilang ke Ayah kalau aku memang pandai, tapi sayang tidak teliti dan selalu ingin cepat beres. Sehingga, terkadang ada yang belum sempurna dikerjakan.

Aku memang sedang semangat-semangatnya belajar saat itu. Tiap kutemukan hal baru selalu dihapal. Sampai poster tentang huruf dan binatang yang dibelikan Ayah  sudah ku hapal semua. Sampai bosan  melihatnya.

Tibalah pada masa ujian kenaikan kelas. Aku masih dapat ranking di 5 besar. Dan ketika memasuki hari libur dipakai buat bermain seharian. Mulai dari membuat kolam ikan kecil, hingga bermain boy-boyan sampai senja menyapa.

Saking senangnya menikmati libur, tak terasa bahwa tanggal masuk sekolah tinggal beberapa hari lagi. Aku sudah mulai bilang ke Ayah untuk membeli buku baru, jangan sampai Ayah lupa akan hal ini. Karena, setiap semester baru teman-temanku selalu berbuku baru dengan merek yang sudah ternama, berwarna cerah, tebal dan bergambar animasi yang sedang viral. Aku ingin seperti mereka tetapi tidak mungkin. Setiap kali aku bilang ke Ibu ingin buku seperti teman-temanku aku malah kena marah. Katanya mahal, mendingan yang biasa saja, yang tebal biar cukup untuk beberapa tahun.

Advertisement. Scroll to continue reading.

Sebal. Sangat sebal. Malu. Sangat malu. Kenapa sih orang tuaku tidak mengerti keinginan anaknya. Padahal anaknya itu pengen buku yang berwarna seperti anak-anak kelas lainnya. Sebal.

Tapi tak apalah. Yang penting bisa beli buku baru. Meskipun tidak beli banyak – hanya beli yang benar-benar sudah habis saja – Tak disangka dengan cara ini ternyata memudahkanku dalam belajar. Karena pelajaran masih tersimpan di dalam satu buku, jadi aku bisa menghapal dari pelajaran sebelumnya bahkan kelas sebelumnya. Jadi pelajaran itu akan selalu menempel dalam kepala.

Akan tetapi terkadang malas. Buku ini akhirnya cepat rusak. Aku pengen seperti orang-orang yang bukunya selalu rapih dan sampulnya bagus. Kalau buku-ku bagaimana bisa disampul, karena kalau disimpan di tas aja selalu berobah posisi. Akhirnya selalu terlipat lah, jadi kusut lah, pokoknya cepat rusak.

Tak terasa masuk sekolah tinggal 2 hari lagi. Sekarang hari Sabtu dan Senin aku sudah mulai masuk sekolah. Aku semakin massif bilang ke Ayah agar tidak lupa beli buku baru. Ayahku hanya mengiyakan saja. Menenangkanku. Tapi tidak mengajaku membeli buku. Ayah  itu tidak mengerti deh!

Advertisement. Scroll to continue reading.

Oh iya Ayahku pekerjaannya sebagai tukang ojek. Namanya sudah dikenal luas oleh banyak orang. Karenanya, jika disebutkan nama ayahku kepanjangannya pasti Ojeg.

Aduh ini sudah sehari lagi masuk sekolah dan aku belum dibelikan buku oleh Ayah. Lupa atau gimana sih Ayah ini?

Akhirnya aku hanya bisa merengek meminta buku. Ayah menenangkanku. Dia bilang nanti akan dibelikan. Aku disuruh sabar dan jangan menangis.

Karena sudah malam dan suda cape menangis, akhirnya aku tertidur sebentar. Dalam masa-masa ngantuk itu aku mendengar Ayah dan Ibu sedang berdebat masalah uang. Ayah ternyata sedang tidak memiliki uang sepeserpun dan Ibu juga sama.

Advertisement. Scroll to continue reading.

Untungnya, ada tetangga yang sedang menggelar resepsi pernikahan dan dalam acara itu digelar lomba domino (gaple). Siapa juaranya dapat hadiah uang. Ayahku biasanya tidak suka ikut lomba itu. Tapi malam itu Ayah bertekad mengikuti lomba itu agar dapat rupiah.

Aku mendengar kalimat Ayah sebelum keluar dari rumah, katanya “Ayah mau ikut lomba gapleh, siapa tahu menang buat beli buku,”. Dalam hati aku senang mendengarnya. Aku pun tidur dengan hati senang. Besok masuk sekolah dengan buku baru.

Saking senangnya tidur pun tak terasa. Tahu-tahu sudah pagi saja. Aku bergegas menanyakan kepada Ibu dimana buku baruku. Ibu diam saja. Katanya, tanya saja pada Ayah. Aku tanyakan kepada Ayah. Dia berkata sambil menenangkanku, “Nanti ya, bukunya belum beli,”.

Engkau tahu apa yang aku rasa saat itu? Hanya bisa menangis.

Advertisement. Scroll to continue reading.

Buku bekas ku pakai lagi. Dan aku berangkat sekolah dengan mata yang sembab.

Penulis : Genta.

Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Advertisement

Berita Terbaru

Advertisement
Advertisement

You May Also Like

Netizen Mass

KUNINGAN (MASS) – Kenalkan namaku Jia. Aku anak ke-tiga dari tiga bersaudara. Aku mempunyai kakak laki-laki dan kakak perempuan. Kakakku yang pertama bernama Jefri, kakak...

Netizen Mass

KUNINGAN (MASS) – Menjadi artis adalah cita-cita Lasmi saat masih muda. Ia ingin menjadi penyanyi dangdut yang terkenal seperti idolanya. Tetapi sekian lama mengolah...

Netizen Mass

KUNINGAN (MASS) – Biasanya dimusim penghujan begini, pagi-pagi pun kumpulan awan mendung sudah mengepung seluruh penjuru desa dengan gelapnya. Namun pagi ini langit terlihat...

Netizen Mass

Sruputt… Kopi yang sudah dingin pun tetap enak diminum.Pikirannya kembali teringat pada kejadian awal sebelum tertidur. Ia pun bertanya pada dirinya sendiri kemana perginya...

Netizen Mass

Hari sudah usai. Burung-burung telah tiba di peraduan. Sinar mentari samar-samar terpancar dari pekatnya langit senja. Diantara suara adzan Ilham berjalan tergesa-gesa. Tas ransel...

Netizen Mass

Burung walet yang terlihat di langit biru terbang menukik tajam ke bawah, kemudian bermanuver dan kembali lagi terbang ke atas. Berlenggak-lenggok di awang-awang menembus...

Netizen Mass

KUNINGAN (MASS) – Mata tak berkedip. Terfokus begitu kuat pada daftar hadir siswa baru. Tepat pada urutan ke tujuh belas sebelum kusebut namanya, aku...

Netizen Mass

Kini aku hidup di sebuah negri yang jauh dari planet asalku, Bumi. Disini, negri yang dihuni para aktor. Semua aktor, tentu saja punya keahlian...

Netizen Mass

Daun pintu dan kusen jendela rumah ini memang berwarna putih. Tetapi ketika melangkah keluar, dan sesampainya di ujung beranda, pintu itu seolah-olah menjadi hitam....

Netizen Mass

Selama tiga hari ke depan, aku dan Beo akan membuat konten Youtube berupa sebuah pertanyaan yang akan kami lontarkan kepada orang-orang yang ditemui di...

Netizen Mass

KUNINGAN (MASS)- Dunia kini tengah dilanda gonjang ganjing pandemi virus yang orang-orang sepakati bernama corax. Ternyata gonjang ganjing tersebut juga sampai ke dunia pewayangan. Amarta,...

Netizen Mass

KUNINGAN (MASS) –  “Bu, yah bolehkah aku minta waktu kalian untuk bermain bersamaku?” Tanya seorang anak perempuan yang menghampiri orang tuanya yang sibuk dengan...

Netizen Mass

Hari-hari Rahayu selalu terisi dengan sakit pada mata kirinya. Tapi, ia tak pernah memberitahukan itu kepada ibunya maupun ayahnya. Rahayu tak sadar kalau ibunya...

Netizen Mass

Oleh : El Huda Tak ada yang namanya kesetiaan di dunia ini. Atas apapun namanya. Begitu juga dengan cinta. Selalu ada orang ketiga dalam...

Netizen Mass

Oleh : El Huda Malam ini harus tuntas. Tuntas semua urusanku. Urusanku tentangmu. Semua hubungan ini harus berakhir dengan jelas dan tegas. Semua ikatan...

Netizen Mass

Oleh : El-huda “Darahnya merah, sayang!” Itulah ucapan terakhir dari Adam, kekasihku yang baru saja mati tiga minggu belakangan. Kata katanya masih terngiang ditelingaku....

Netizen Mass

Oleh : El-huda Aku sedang jenuh. Sungguh jenuh. Kesepian. Benar benar sepi yang mampu membunuh siapapun dengan perlahan. Menggerogoti setiap jengkal tubuhku dari dalam....

Advertisement