KUNINGAN (MASS) – Persoalan bau menyengat dari pintu Bendungan Kuningan, menjadi sorotan serius berbagai pihak. Namun ternyata, bukan hanya bau yang menjadi persoalan, air bersih atau air untuk minum warga sekitarnya, juga mengalami pencemaran.
Pencemaran itu, terlihat dari hasil rapid test kualitas air minum warga di sekitar Bendungan Kuningan, tepatnya di RT 3 RW 3 Dusun Wanaasih Desa Randusari Kecamatan Cibeureum. Air bersih warga, ternyata tidak layak minum.
Hal itu, disampaikan Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Kabupaten Kuningan Idik Sidik SKM MAP dalam laporannya yang dibawa ke pertemuan Pemkab Kuningan bersama BBWS, Senin (29/1/2024) siang tadi.
“Ketika kita mendapatkan informasi bahwa terjadinya pengaduan masyarakat bahwa adanya (pintu air bendungan dibuka) menimbulkan bau. Kami tim dari Dinkes dan Puskes melakukan beberapa upaya kesehatan,” ujarnya mengawali.
Baca: https://kuninganmass.com/hirup-bau-menyengat-bendungan-kuningan-dariah-alami-kelumpuhan/
Pertama, upaya kesehatan yang dilakukan pihaknya adalah dengan melakukan penyuluhan kesehatan masyarakat berbasis lingkungan ke warga sekitar Bendungan Kuningan.
“Kita melakukan rapid test untuk air minum tanggal 23-25 Januari 2024. Berdasarkan (test rapid) hasinya (air bersih) tidak memenuhi syarat,” ujarnya.
Dari 20 sampel air yang digunakan warga, baik itu dari sumur galian maupun mata air, test dilakukan untuk mengetahui keberadaan E Coli dan Coli Form sebagai indikasi polusi kotoran. Hasil dari test air warga itu, semua sampel adalah TMS (Tidak Memenuhi Syarat).
Dikatakan Ikin, dari informasi yang diterimanya, sebenarnya untuk bendungan baru, adanya bau seperti itu adalah hal yang cukup lumrah terjadi.
“Karena ketika bendungan dibuat, ada pohon yang proses pembusukannya belum sempurna. Itu akan terjadi bau,” ungkapnya.
Ditanya apakah ada faktor septink teng rumah warga yang terendam juga penyebab bau, ia mengatakan hal itu tidak terlalu berpengaruh. Justru, pohon-pohon yang tidak dikubur ke tanah dan langsung direndam airlah, yang jadi kemungkinan penyebabnya.
“Kalo (air bagian) atasnya bagus, kalo (yang) dibuka (saluran airnya) kan (bagian) bawah,” tuturnya.
Saat ini, selain melakukan penyuluhan kesehatan, pihaknya juga mengupayakan peningkatan kualitas air bersih/air minum, dengan cara desinfeksi (pembubuhan kaporit).
Ia mengiyakan, bahwa membeli air bersih untuk minum memang bisa jadi pilihan. Namun untuk sementara, disarankan air minum yang bisa digunakan adalah yang disalurkan air dari mata air setempat, mata air Cipaseh. (eki)