KUNINGAN (Mass) – Peringatan Hari Pancasila pada 1 Juni 2017, dirayakan langsung pengurus DPC PDI Perjuangan bersama kader PDIP lainnya di kantor DPC PDIP Kuningan, Kamis (1/6). Rumusan Pancasila yang dipidatokan Bung Karno tanggal 1 Juni 1945 dinilai, terdapat dimensi Ketuhanan yang menjadi salah satu prinsip bagi dasar Indonesia merdeka.
Demikian pesan yang disampaikan Ketua DPC PDIP Kuningan Rana Suparman SSos sekaligus sebagai inspektur upacara pada peringatan Hari Pancasila ke 72 tahun. Hadir pula Bupati Kuningan H Acep Purnama SH MH, Wakil Bupati Dede Sembada ST, Ketua Bappilu PDIP Jabar H Aang Hamid Suganda SSos, Dapercab PDIP Kuningan, serta para kader partai dan sejumlah tamu undangan lainnya.
“Hari ini adalah sebuah momentum bersejarah, hari ini adalah sebuah akumulasi dari sebuah pergerakan, dimana bangsa kita pernah mengalami dilarang oleh negaranya sendiri untuk mengenal ideologi. Dimana, ideologi itu yang mempersatukan bangsa kita mempunyai sebuah paham yang sama, pentingnya kemerdekaan untuk kemajuan bangsa kedepan,” ucap Rana.
Rana mengajak kepada seluruh kader partai maupun masyarakat bangsa Indonesia, agar lebih mengenal dekat sosok Presiden RI pertama Ir Soekarno. Bahkan, dirinya menjelaskan pula sedikit tentang biografi Bung Karno yang lahir pada 6 Juni 1901.
“Bung Karno tumbuh besar sebagai anak bumi putera, dimana sama seperti kita bergerak dan berpikir secara rasional sebagai anak yang terjajah pada saat itu. Bung Karno pun belajar dengan Ahmad Dahlan dan Hadikusumo, dimana disitu pun terkuak didalam dadanya bahwa Bung Karno sebagai seorang Islami dan benar-benar Islami,” jelasnya.
Karena itu lanjutnya, dari pandangan dan sikap Bung Karno dalam pidato 1 Juni 1945 tersebut sangat jelas, bahwa Bung Karno menolak konsep atheisme dan menginginkan bangsa Indonesia menjadi bangsa yang religius.
“Jadi, seluruh kader partai diwajibkan untuk memahami, membaca dan menguasai apa yang tertuang didalam pidato 1 Juni 1945. Sebab, Pidato 1 Juni Bung Karno adalah iman politik kita, pidato politik kita, iman pergerakan politik kita, dan kita tidak akan terjebak dalam ambisi kekuasaan, kita kader partai tidak akan terjebak membunuh kharakter teman partai sendiri, apabila menghayatkan dan menguasai pidato 1 Juni Bung Karno sekaligus dapat dispiritualisasi dalam pikiran dan tindakan kita sehari-hari,” tegasnya. (andri)