KUNINGAN (MASS) – Bagi banyak orang, mungkin batok hanyalah limbah saja. Atau setidaknya, bahan bakar yang tidak bernilai ekonomi tinggi.
Namun berbeda dengan yang ada di Desa Margabakti Kecamatan Kadugede. Di sana batok, limbah kayu pohon kelapa ataupun pohon aren, bisa disulap menjadi barang yang mempunyai nilai jual tinggi.
Adapun hasil kreasi itu itu adalah mulai dari teko, gelas, lemari bahkan hingga aquarium.
Tangan-tangan kreatif pembuatnya adalah anak-anak muda, mulai dari setingkat SLTP hingga SLTA.
Selama dua bulan terakhir ini, mereka giat terus melakukan produksi di desanya.
Penggagasnya adalah Arji yang merupakan warga Kampung Kaliwon desa tersebut.
Berawal dari keprihatinannya akan banyak limbah batok dan kayu, serta kepeduliannya pada generasi penerus yang kini lebih banyak di rumah, bukan di sekolah karena pandemi.
“Ini produksi dari limbah batok, pohon kelapa dan aren. Membina anak-anak supaya ada kegiatan dan kemampuan kedepannya,” ujarnya saat ditemui kuninganmass.com Minggu (7/3/2021) siang dalam bahasa Sunda.
Arji mengaku, selama dua bulan ini dirinya tengah membina 27-36 anak yang masih remaja.
Dirinya menyebut, agar anak-anak di tempatnya nantinya bisa mandiri secara finansial. Apalagi di zaman sekarang yang serba sulit.
“Harapan kedepannya sih, biar ngebangun kampung yang cerdas dan bisa mencukupi keluarga sendiri,” sebutnya.
Arji sendiri, sudah sejak lama menggeluti dunia kayu 10-15 tahunan. Baik itu nyenso maupun membuat alat meubeul seperti kursi lemari dari kayu.
Dirinya sadar betul, di tempatnya cukup banyak tersedia bahan seperti limbah batok dan limbah kayu.
“Banyak, di kebon-kebon juga, tapi tidak dimanfaatkan. Padahal sebenernya bisa jadi bernilai ekonomi,” jelasnya.
Saat dikunjungi, terlihat anak-anak yang sedang memproduksi peralatan dari limbah batok dan pohon kelapa juga aren.
Beberapa yang sudah diproduksi, terlihat antik dengan warna yang natural. Ada gelas, teko, wadah korek, asbak sampe akuarium kecik dan besar.
Bahkan, buatan mereka ini beberapa sudah laku terjual meski masih sangat terbatas. (eki)
Aal
11 Maret 2021 at 21:38
👍👍👍