KUNINGAN (MASS) – Narkoba merupakan musuh terbesar yang sedang Indonesia dan Dunia hadapi. Meskipun narkoba sudah berada pada puluhan tahun yang lalu. Namun penyalahgunaan narkoba hingga saat ini masih marak terjadi.
Berdasarkan data yang dipaparkan oleh Badan Narkotika Nasional (BNN) menyebutkan bahwa penyalahgunaan narkotika di Indonesia pada tahun 2019 mencapai 3,6 juta orang.
Namun dari jumlah tersebut kalangan remaja semakin meningkat dari tahun sebelumnya, yang mana terjadi peningkatan sebesar 24 sampai 28 persen pada remaja yang menyalahgunakan narkobam.
Berdasarkan Survei gabungan dari BNN dan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) menunjukkan 2,3 juta pelajar atau mahasiswa. Tentu hal itu bukanlah angka yang kecil, lantas mengapa pengguna narkoba banyak dari kalangan remaja?
-Terjadi perubahan hormon pada remaja
Remaja merupakan masa peralihan antara masa anak-anak menuju masa remaja, dalam masa ini banyak terjadi perubahan yang dialami oleh seseorang, mulai dari perubahan biologis hingga perubahan sosial, perubahan biologis yang berkaitan dengan perubahan penampilan fisiknya dan perubahan yang hormonnya. Sedangkan perubahan sosial berkaitan dengan perubahan status sosial di lingkungannya yang mungkin sudah tidak dianggap lagi anak-anak oleh lingkungan. Perubahan hormon yang begitu signifikan yang akhirnya membuat seorang remaja menjadi seorang yang lebih sensitif dan tidak stabil dalam menjaga emosi bahkan sampai gelisah, untuk mengatasi permasalah tersebut tidak sedikit remaja yang menggunakan jalan instan dengan menggunakan obat-obatan terlarang agar bisa menjaga emosi secara stabil dan lebih tenang.
-Remaja rentan terhadap stres
Perubahan sosial yang akhirnya membuat seorang remaja harus melakukan adaptasi baru mengenai kehidupannya, dimana ketika waktu kecil dibebaskan untuk melakukan apa saja dengan alasan masih kecil, sedangkan ketika sudah besar ada batasan-batasan tersendiri dalam mengekspresikan kehidupannya. Terlebih seorang remaja sebenarnya dianggap sudah dewasa namun dalam pemberian tanggung jawab seorang remaja selalu diragukan, sehingga hal itu menjadi beban bagi seorang remaja dalam menjalani kehidupannya. Dari beban yang dia terima dari lingkungannya membuat seorang remaja rentan terhadap stres. Untuk menghilangkan rasa stress tersebut, tidak sedikit remaja yang akhirnya menyalahgunakan obat-obatan sebagai pereda rasa stres yang dihadapi nya.
-Remaja memiliki rasa ingin tahu yang tinggi
Karena remaja mempunyai peran baru terhadap lingkungannya, oleh karena itu mereka menjadi seseorang yang ingin mencari tau segala informasi agar mereka dapat bertahan dalam lingkungannya dan mendapatkan pujian dari lingkungan sekitar apabila mereka mengetahui akan segala sesuatu, namun dalam proses ingin tahu ini, remaja belum bisa dalam membedakan mana informasi yang baik dan informasi kurang baik, akibat dari menyerapnya informasi yang kurang baik, banyak remaja yang menyimpang ke arah yang kurang baik, seperti rasa ingin tahu dalam mencoba obat-obatan dan yang lainnya.
-Remaja mudah terpengaruh oleh teman
Dilihat dari karakteristiknya, seorang remaja lebih banyak menghabiskan waktunya bersama temannya dibandingkan dengan keluarganya. Coba saja dilihat dari aktivitasnya, dari pagi sampai sore seorang remaja banyak menghabiskan waktunya bersama teman. Senin sampai sabtu mereka bersekolah, ditambah malam minggunya main bersama teman, mungkin waktu bersama keluarga hanyalah sebentar. Remaja lebih terbuka dan terpengaruh oleh temannya, tapi dalam pemilihan lingkungan pertemanan tidak semua remaja memahami apakah lingkungan yang dia singgahi baik atau tidak. Sehingga tidak sedikit remaja yang akhirnya menjadi penyalahgunaan narkoba akibat dari pengaruh pertemanan yang salah.
Setelah kita mengetahui beberapa alasan mengapa pengguna narkoba banyak dari kalangan remaja, harapannya kita lebih peduli lagi terhadap korban penyalahgunaan narkoba khususnya bagi para remaja. Apabila kita memiliki adik, saudara dan bahkan tetangga setidaknya kita peduli akan permasalahan yang dihadapinya, agar mereka tidak terjebak pada jalan yang salah.***
Penulis : Deni Fazri
Mahasiswa Psikologi UI