KUNINGAN (MASS) – Rencana Apdesi Kabupaten kuningan mengadakan Bimbingan Teknis (Bimtek) bagi para kepala desa dan Kepala BPD di Bandung tanggal 26 Agutus 2020 mendapatkan sorotan dari berbagai pihak. Bahkan kades sendiri ikut berkomentar.
“Saya menilai Bimtek itu sangat tidak relevan untuk saat ini. Dalam APBDes anggaran Bimtek 2020 sebagian besar desa-desa sudah mengalihkannya untuk penanganan covid-19,” ujar salah satu kades yang enggan disebutkan namanya, Senin (17/8/2020).
Kades yang dikenal vokal itu, menyebutkan Bimtek dianggap bukan kebutuhan mendesak, terlebih pada saat ini tengah pandemi.
Diterangkan, secara regulasi desa diminta segera melakukan perubahan APBDes tentang Dana Desa tahun 2020 dengan tidak lagi memasukan Bimtek kedalam APBDes.
Lebih Lanjut, dalam penanganan corona, desa diminta mengalihkan program yang sudah ada menjadi padat karya tunai, bantuan langsung tunai serta pembentukan relawan, posko dan pencegahan.
Dalam situasi wabah corona lanjut dia, jangankan buat Bimtek, sekolah saja diliburkan, sehingga harus dipahami.
“Saya meminta DPMD ikut mengatur tentang anggaran desa agar program Bimtek bisa disinergikan dengan situasi dan kondisi,” jelasnya.
Sementara itu keberatan kades karena untuk dua orang itu biaya yang harus dikeluarkan adalah Rp6,5 juta- Rp7 juta. Nilai itu cukup besar.
Selain itu juga kondisi saat ini tengah pandemi sehingga tidak cocok. Bahkan ketika acara di Bandung, banyak pihak menilai tidak memberikan sumbangsih ke PAD.
Terpisah, Kadis DPMD Dudi Pahrudin mengaku acara Bimtek itu bukan acara DPMD, tapi acara Apdesi Kuningan.
“Bukan acara kami. Silahkan hubungi pengurus Apbdesi,” ujarnya.
Terpisah, Sekjen Apdesi Kuningan Hj Henny Roslina ketika dihubungi mengaku tengah menyerakan hadiah perlombaan 17 Agustusan. Pihaknya akan segera menghubungi untuk melakukan klarifikasi.(agus)
