KUNINGAN (MASS) – “Al-waktu huwa al-hayah” (waktu adalah kehidupan) kalimat indah yang disampaikan oleh Syaikh Mahmud Al-mishri, mengingatkan buat kita semuanya tentang urgensi dari sebuah waktu. Waktu adalah kehidupan pun juga sebaliknya bahwa kehidupan itupun adalah rangkaian dari beberapa waktu yang Allah Swt berikan kepada kita semuanya.
Betapa sangat pentingnya waktu buat kita sehingga perbedaan orang yang sukses dan gagal adalah bagaimana cara ia memanfaatkan waktu dan kesempatan yang ada, bagaimana cara ia mengatur waktu dengan se- efektif mungkin sehingga jelas perencanaannya, jelas langkah-langkahnya dan terarah dengan strategi-strategi yang telah di rencanakannya.
Tentunya sukses buat kita tidak hanya di dunia akan tetapi kelak sampai di akhirat sebagaimana doa sapu jagat yang sering kita panjatkan setiap selesai shalat atau doa penutup.
Rasulullah Saw yang agung pun mengingatkan kepada kita semuanya akan dua kenikmatan yang mana biasanya manusia lalai akannya, yaitu nikmat sehat dan nikmat waktu luang (HR. Imam Bukhori). Maksudnya adalah ini sebuah kenikmatan yang harus kita syukuri dan kita pergunakan dengan sebaik-baiknya untuk beribadah, bekerja, belajar, berkarya dan aktivitas lainnya yang sekiranya bermanfaat untuk diri pribadi, keluarga dan masyarakat. Tidak banyak bermain, tidak banyak nongkrong, tidak banyak bergosip sehingga melalaikan waktu-waktu yang ada karena penyesalan akan datang dan terasa manakala kita sudah tua atau bahkan sudah meninggalkan dunia yang fana ini.
“Alangkah baiknya seandainya dahulu aku jadi tanah”, petikan ayat terakhir dari al-qur’an surat an-naba juz 30 yang merupakan sebuah kalimat penyesalan orang-orang kafir atas azab Allah Swt yang maha dahsyat, jangan sampai hal demikian menimpa kepada diri kita semuanya. Sehingga jelas sebuah penyesalan yang tidak akan mungkin dapat kembali lagi untuk bertaubat dan untuk beramal memperbaiki waktu-waktu yang terbuang dan kehidupan pun hilang tiada berarti.
Betapa berharganya waktu untuk kita semuanya sehingga Allah Swt bersumpah dengan menggunakan masa (waktu) pada surat ke 103 terdiri dari 3 ayat, memiliki pesan dan makna yang sangat mendalam untuk kehidupan. Imam Asy Syafi’i rahimahullah berkata : ”seandainya setiap manusia merenungkan ini (QS al-ashr), niscaya hal itu akan mencukupi untuk mereka” (Tafsir Ibnu Katsir 8/499). Maksudnya adalah telah cukup bagi kita semua sebagai manusia untuk bisa menyelami bahtera kehidupan yang semu ini dengan berpegang teguh kepada agama Allah Swt yaitu dengan cara beriman, beramal shalih, saling menasihati dalam kebenaran dan kesabaran. Hal tersebut di sampaikan oleh Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin rahimahullah.
Belajar dari penyesalannya amirul mukminin khalifah Umar bin Khattab ketika beliau masih jahiliyyah yaitu pernah menguburkan anak perempuannya hidup-hidup karena pada masanya memiliki anak perempuan merupakan suatu aib di kalangan bangsa quraisy. Hal ini sering di tangisi beliau ketika sudah masuk Islam sehingga kalaulah putri cantiknya itu masih ada maka pastinya akan berkumpul dengan keluarga yang lainnya.
Begitu juga kisah yang sangat menarik untuk kita pelajari dari penyesalan beliau yang kedua adalah ketika ketinggalan shalat berjamaah karena setelah memantau kebun yang ia miliki, akan tetapi ketika hendak melihat orang-orang muslim keluar dari masjid setelah menunaikan shalat ia pun menangis dan menyesal dengan ketinggalan shalat berjamaah. Lantas setelah menunaikan shalat sebagai bentuk penyesalannya atas kebun yang ia miliki beliau umumkan di khalayak untuk di infakkan bagi muslim yang kurang mampu. Sungguh pelajaran yang patut kita ambil ibrahnya bahwasannya penggunaan dan pemanfaatan waktu akan kembali kepada diri kita masing-masing.
Adapun penyesalan yang dirasakan penulis saat ini ialah ketika menyimak bacaan imam tarawih yang dilakukan pondok pesantren dimana dulu tempat belajar, menyimak hafalan imam yang begitu fasih dan nyaman ketika didengarkan setiap malam 1 juz. Padahal dulu sama-sama memulai menghafalkan al-qur’an, sama-sama berjuang melawan kantuk, sama-sama menyetorkan ayat-ayat yang dihafal. Akan tetapi pencapaian saat ini sungguh sangat luar biasa, benar-benar iri dengan mutqin nya hafalan serta fasihnya dalam pembacaan, bahkan hal itu tidak hanya dilakukan oleh teman seperjuangan akan tetapi yang lebih malu dan menyesal betapa adik kelas yang juga menjadi imam shalawat tarawih tersebut karena bergilir secara bergantian.
Imam Syafii pernah menyampaikan : “اَلْوَقْتُ كَا لسَّيْفِ فَإِنْ لَمْ تَقْطَعَهَا قَطَعَكَ ” Yang artinya “waktu adalah pedang apabila tidak mampu menggunakannya maka ia akan memotongmu”. Maksud dari kalimat tersebut bahwasannya waktu akan terus berjalan dan berputar dengan cepat sehingga ketika tidak bisa menggunakannya akan ketinggalanlah kita semua dari berbagai perkembangan yang ada saat ini seperti perkembangan teknologi, pengetahuan, informasi dan lainnya. Juga waktu di umpamakan seperti pedang (pisau) yang tajam dan siap untuk di gunakan sesuai dengan kebutuhannya maka apabila pedang/pisau tersebut tidak digunakan maka siap-siaplah akan memotong dan menyakiti kita. Maka pergunakanlah waktu dengan sebaik-baiknya.
Berikut cara dari baginda nabi Muhammad Saw dalam memanfaatkan waktu sehingga tidak terbuang dengan sia-sia dengan memanfaatkan 5 perkara sebelum datangnya 5 perkara :
- Waktu mudamu sebelum waktu tuamu
Masa muda adalah masa dimana penuh liku dan perjuangan, di tangan para pemudalah sebuah pergerakan terjadi. Bahkan kemerdekaan bangsa Indonesia tidak terlepas dari peran pemuda, oleh karena itu gunakanlah masa muda kita untuk bisa mengaji, mengkaji, mempelajari serta berinovasi sehingga ketika datangnya masa tua kita akan menikmati jerih payah perjuangannya. Orang tua rajin beribadah sudah biasa dan memang seharusnya akan tetapi pemuda rajin beribadah sangatlah istimewa. - Waktu sehatmu sebelum waktu sakitmu
Nikmat setelah iman dan islam yang patut kita syukuri serta pergunakan sebaik-baiknya adalah nikmat kesehatan. Tiadalah kenikmatan apapun di dunia ketika kita sedang dalam keadaan sakit. Kenikmatan beribadah, bekerja, makan, olah raga dan lain sebagainya akan dirasakan nikmatnya ketika kita sedang dalam keadaan sehat. Oleh karena itu gunakanlah waktu sehat sebelum datangnya sakit. - Waktu kayamu sebelum waktu kefakiranmu
Selanjutnya waktu yang perlu kita pergunakan sebaik-baiknya adalah waktu kaya (kemampuan finansial) kita sebelum tibanya kefakiran. Hal yang sangat penting ketika saat ini kita bekerja. Dimanapun berada, berapapun penghasilkan kita, dimanapun tempat kita bekerja yang penting halal maka syukuri hal tersebut dan maksimalkan dengan sebaik-baiknya karena ketika sudah tidak memiliki pekerjaan (PHK) maka akan sulit lagi memberikan nafkah untuk keluarga, meskipun terkadang bisa bangkit lagi dari titik 0 akan tetapi tidak sedikit pula kehidupan baik pribadinya maupun rumah tangganya hancur dikarenakan faktor ekonomi. Maka manfaatkan waktu kayamu sebelum kefakiran menghampirimu. - Waktu luangmu sebelum waktu sibukmu
Seperti di sampaikan diatas bahwasanya ada dua kenikmatan yang membuat manusia lalai dengannya yaitu nikmat sehat dan nikmat waktu luang. Saat ini masih dalam pandemi covid 19 dan nuansa di penghujung ramadhan 1441 H, tentunya banyak waktu luang untuk kita semuanya dan mestinya hati-hati karena waktu luang kadang membuat kita terlena dan lupa dengan waktu. Terkadang banyak di habiskan untuk tidur, main gadget, nonton tv dan sebagainya sehingga lupa waktu shalat, meninggalkan tadarus al-quran serta tidak membantu meringankan beban pekerjaan orang tua. Maka pergunakanlah waktu luang dengan hal yang bermanfaat sebelum kesibukan datang kepada kita. - Waktu hidupmu sebelum waktu matimu
Terakhir kenikmatan yang kadang lupa untuk mensyukurinya adalah nikmat masih hidup sehingga kita masih diberi kesempatan untuk memperbaiki diri, waktu serta memberikan yang terbaik kepada kehidupan ini, karena setelah kematian menghampiri kita maka terputuslah tanggungjawab kita di dunia dan menjadi awal pintu masuk ke gerbang kehidupan yang abadi. Kita semuanya pasti akan mati, entah kapan dan dimana itu menjadi rahasia Allah Swt tugas kita hanyalah menyambut kematian tersebut dengan indah, husnul khatimah dan dalam kedaan taat kepad-Nya. Apa yang akan kita bawa setelah mati? tentunya itulah buah amal dari kehidupan kita di dunia ini. Maka pergunakanlah sisa waktu yang ada dengan sebaik-baiknya sebelum kematian mengakhiri kisah kehidupan kita.
Demikian yang bisa di sampaikan mudah-mudahan bisa bermanfaat untuk penulis juga untuk semua pembaca yang budiman. Mari kita gunakan waktu dengan sebaik-baiknya karena pasti waktu terbuang maka hidup akan hilang dari manfaatnya.
Penulis : Devi Imron Rosadi, S.Pd.I