KUNINGAN (MASS) – Pembatasan Sosial Berskala Besar (PBB) dimulai Rabu (6/5/2020). Meski banyak yang mengetahui, tapi tidak sedikit warga yang kurang paham terkait aktivitas yang dibatasi hanya sampai jam 16.00 WIB.
kuninganmass.com sendiri meminta tanggapan warga terkait hari pertama pelaksanaan PSBB khususnya mereka yang merasa terdampak. Ternyata adanya PSBB membuat warga tersiksa terutama pelaku usaha.
“Sedih, baru saja laku dua porsi langsung dibubarkan olah aparat karena sudah jam 4 sore. Tadi saya jualan mulai jam 2 siang,” ujar Denis penjual martabak di Jalan Siliwangi, Rabu (6/5/2020).
Denis mengaku, beruntung laku dua martabak, ponakannya tidak laku sama sekali karena pas datang dan baru saja “dadasar” sudah disuruh pulang.
Begitu juga dengan penjual sate Mang Ade yang baru tiba 15.30 WIB langsung pulang kembali jam 16.00 WIB.
“Kan martabak identik makanan malam. Tapi kalau seperti ini saya akan mencoba berjualan mulai jam 11.00 WIB. Saya juga kan perlu makan dan kasihan karyawan,” ujarnya.
Bukan hanya pedagang makanan dan jajanan, Cecep Rusdianto penjual buah-buahan dan oleh-oleh khas Kuningan mengaku, ketika ada corona omsetnya turun 50 persen dan ketika diberlakukan PSBB omset anjlok.
“Warga memprioritaskan yang pokok dulu. Banyak pelaku usaha menjerit termasuk kedai kopi semoga ada solusi terbaik,” ujar Cecep.
Terpisah, Mang Nding yang merupakan penjual bakso di Pertokoan Siliwangi memilih tidak berjualan karena waktunya terbatas. Ia hanya membuka warung baksonya di depan Puskesmas Cijoho.
Sementara itu, banyak warganet yang “berkoar-koar” di medsos. Mereka menilai pemerintah memberlakukan kebijakan tanpa memberika solusi yang berarti. Sebab, warga butuh makan, sedangkan banyak aturan pembatasan. (agus)