KUNINGAN (MASS)- Pasca jembatan ambruk membuat semua warga Kuningan heboh karena jembatan gantung yang berada Dusun Patapan Desa Sukadana Kecamatan Ciawigebang baru beres dibangun 2019. Bahkan penggunaannya pun baru Januari 2020.
Meski ada faktor alam banyak netizen menyayangkan perencanaan kontraktor yang tidak matang. Sebab, arus yang deras seperti ini bukan hanya di Kuningan tapi di daerah lain pun banyak. Namun kenapa berbeda, ini yang terus menjadi perbincangan warga.
baca berita sebelumnya: https://kuninganmass.com/incident/selesai-dibangun-2019-jembatan-gantung-ambruk/
Bukan hanya masalah konstruksi yang diperbincangan, tapi juga masalah besaran anggaran yang mencapai Rp7 miliar untuk jembatan sepanjang 120 meter dan leber 1,5 meter ini. Namun mengenai besaran dana untuk pembangunan jembatan itu dibantah oleh pihak Dinas PUPR Kuningan.
“Pasnya saya kurang tahu yang jelas tidak sampai Rp 7 miliar,antara Rp3 miliar sampai Rp 4 miliar kalau tidak salah, karena ini proyek Kementerian PUPR yang dibiayai oleh APBN,” jelas Kadis PUPR Kuningan MH Ridwan Setiawan MSi, Kamis (9/4/2020 malam.
Ia mengatakan, secara kontruksi jembatan sudah benar. Hanya karena diterjang arus yang membelok ke arah pondasi jembatan, sehingga tidak kuat menahan limpasan air . Hal ini terjadi akibat bencana alam, bukan karena faktor lain.
Terpisah, Kades Sukadana Uha Suhana menerangkan, berharap jembatan itu segera diperbaiki karena memang sangat dibutuhkan oleh warga untuk ke Japara atau ke Sedong Cirebon. Sebelum terjadi banjir besar warga setiap hari lalulalang.
“Pokoknya sangat bermanfaat. Pasca banjir karena miring maka ditutup, meski masih ada saja anak-anak muda yang nekad,” ujarnya.
Uha berharap Kamis malam tidak turun hujan agar jembatan tidak terbawa hanyut. Bahkan, akan terus dijaga karena takut ada tangan-tangan jahil.
“Katanya sih besok akan ada yang datang dari pihak terkait untuk meninjau jembatan. Yang saya tahu dalam beberapa hari pun ada beko yang akan digunakan untuk proses pengerukan. Namun, bekonya terjatuh sehingga harus dibantu diangkut menggunaka beko cadangan,” jelasnya.
Akibat jatuhnya beko itu terjadi kerusakan jalan sepanjang 37 meter dan jalan untuk menuju menggunakan Jalan Desa Padarama. Mengenai pembangunan jembatan pihak desa tidak pernah diajak karena merupakan program APBN. (agus)