KUNINGAN (MASS)- Ketua IDI Kabupaten Kuningan dr H Asep Hermana mengatakan, kasus Covid-19 di kota kuda yang terus naik kemungkinan akan terus naik kembali. Hal ini mengacu kepada masa puncak pemudik 30-31 Maret 2020.
“Apakah puncaknya adalah 14 April, 18 Mei atau 5 Juni. Hal ini mengacu pada masa inkubasi 14 hari virus corona. Tergantung seberapa serius usaha kita, bukan usaha orang lain saja,” sebut Asep, Kamis (2/3/2020).
Ia mengatakan data itu muncul berdasarkan hasil kolaborasi antara penelitian FKM UI dimasukan data peningkatan kasus dan data pemudik. Puncak pemudik adalah 30-31 Maret. Sedangkan 14 hari kemudian adalah 14 April.
“Kalaulah pemudik tanggung jawab, aparat desa tegas. Masyarakat ikut mengawasi pemudik, maka tanggla 15 kemungkinan terjadi menurunan kasus. Klaster Cilebak dan Selajambe semuanya kasus impor, bukan transmisi lokal. Satu dari Jakarta dan satu dari Bekasi,” tandasnya.
Artinya lanjut dia, belum ada orang Kuningan yang tidak pergi ke zona merah terkonfirmasi positif. Ini nilai lebih yang harus dilindungi sampai dengan tanggal 14 April. Artinya jika semua kepala desa serius dan semua masyarakat memantau dan pemudik aib untuk keluar rumah, kecil kemungkinan terjadi transmisi lokal.
“Nah golden periode kita mengkarantina saudara kita para pemudik di hari-hari sekarang ini. Lebih dari tanggal 14 kemungkinan bisa lebih runyam. Karena kemungkinan sudah terjadi transmisi lokal,” tambahnya lagi.
Untuk itulah lanjut dia, kenapa hari hari ini semua mesti bangun, mesti kerja keras. Kerena ini sangat penting. Mohon abaikan kajian ini jika ada kajian yg lebih ilmiah.
Sekedar informasi jumlah perantau yang datang adalah kurang lebih 50 ribu. Semua kasus positif, PDP dan PDP adalah kebanyakan dari perantau yang terpapar dari zona merah. Tentu karantina pada perantau sangat penting untuk mencegah menulurkan virus tersebut. (agus)