KUNINGAN (MASS)- Virus Corona atau 2019 Novel Coronavirus adalah virus yang menyerang sistem pernapasan. Penyakit karena infeksi virus ini disebut COVID-19. Virus Corona bisa menyebabkan gangguan pada sistem pernapasan, pneumonia akut, sampai kematian.
Infeksi virus ini disebut COVID-19 dan pertama kali ditemukan di kota Wuhan, Cina, pada akhir Desember 2019. Virus ini menular dengan cepat dan telah menyebar ke wilayah lain di Cina dan ke beberapa negara, termasuk Indonesia.
Saya tidak akan membahas lebih jauh tentang virus ini karena sudah banyak dibahas di media cetak ataupun elektronik, tapi lebih kepada mengambil hikmah dan usaha antisipatif dari kejadian ini.
Saya yakin bahwa disetiap kejadian pasti ada hikmahnya. Seperti yang saya alami dalam menjalankan proses kehidupan selama ini. Salah satu proses yang saya alami adalah ketika menjadi sales di Jakarta.
Awalnya saya tidak menginginkan, hanya karena tidak ada pekerjaan yang lain setelah dinyatakan tidak diterima di Sekolah Tinggi Akuntansi Negara (STAN), maka saya berusaha untuk tetap menjalaninya. 10 bulan lamanya berjibaku mencari keramaian dan door to door ke rumah-rumah untuk menawarkan barang.
Ketika mengingat itu semua, hikmahnya baru saya dapatkan beberapa bulan setelah berhenti menjadi sales. Tanpa disadari, selama jadi sales itulah proses tempaan agar saya mampu berbicara di depan umum dengan percaya diri.
Awalnya saya tidak menginginkan, tapi justru sebenarnya itulah yang saya butuhkan. Saya yakin apapun yang saya dapatkan, itulah yang terbaik menurut Alloh bukan menurut saya.
Begitupun dengan virus yang sekarang sedang mewabah, bahkan WHO (World Health Organization) sudah mengklaim bahwa virus ini sudah mewabah secara global. Di satu sisi memang kita melihat dengan adanya virus ini banyak merugikan berbagai pihak, mulai dari pengelola wisata, pemain bola, sampai para pengusaha. Tapi disisi lain, justru virus ini seakan menjadi warning (peringatan) agar kita bisa lebih menyadari hakikat hidup yang sebenarnya.
Meskipun dengan mewabahnya virus ini atau virus lainnya, jika memang kita ditakdirkan belum meninggal oleh Alloh SWT, maka tidak ada yang bisa memaksanya. Begitupun ketika tidak ada virus sama sekali, jika Alloh takdirkan kita meninggal, maka tidak ada satu orang pun yang bisa mencegahnya.
Oleh sebab itu, kita dituntut untuk terus melakukan kebaikan dan bermanfaat buat orang lain, karena kita tidak tahu kapan kematian akan menghampirinya. Yakinlah bahwa virus ini hanya sebagai salah satu peringatan yang Alloh berikan agar kita semua bisa Istiqomah menjalankan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya.
Tapi meskipun demikian, bukan berarti tidak ada ikhtiar atau usaha yang perlu kita lakukan. Menurut saya, minimal ada 4 hal yang perlu diusahakan dalam menyikapi wabah yang mulai menjalar ke beberapa negara, yaitu:
1.Menunda pelaksanaan kegiatan-kegiatan yang mengumpulkan orang dalam jumlah banyak yang diadakan di luar rumah.
2.Menunda perjalanan ke negara dan wilayah yang terpapar COVID-19 (virus Corona) dan mengurangi/menghindari bepergian ke tempat-tempat kerumunan orang seperti pasar, mall, bandar udara, pelabuhan laut, terminal bus dan lain-lain;
3.Menjaga diri dari risiko penularan COVID-19 (virus Corona) dengan menerapkan PHBS (Pola Hidup Bersih & Sehat) secara individual, di rumah, tempat kerja dan tempat lainnya;
4.Senantiasa menguatkan iman, meningkatkan amal ibadah dan saling mendoakan untuk meminta perlindungan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Hal ini agar kita, bangsa kita, dan seluruh penjuru dunia bisa terhindar dari berbagai penyakit dan wabah, khususnya COVID-19, seraya menguatkan kesabaran dan tawakkal hanya kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Karena boleh jadi virus ini muncul sebagai peringatan dari Alloh SWT agar kita bisa menjaga diri dari ketidakbaikan.
Begitupun teguran bagi orang-orang yang nyasar, agar kembali sadar. Sebab virus ini mungkin peringatan agar kita mampu menjaga keimanan dan tidak melakukan kemaksiatan.
So, kembalilah ke jalan yang lurus sebelum kesempatan itu tergerus oleh waktu karena Corona Virus ada agar kita sadar dan tidak nyasar. Sadar bahwa Alloh menegeur kita aga senantiasar menjaga keimanan dengan hati yang tulus atau mengingatkan kita agar segera kembali ke jalan yang lurus.**
Penulis : Coach Ari
(Trainer Amco / Leadership Trainer / Kepala Bagian Pembinaan Pondok Pesantren Terpadu Al-Multazam / Konsultan Permasalahan Pelajar dan Pemuda / Trainer Muda Kuningan / Mahasiswa Semester Akhir Pasca Sarjana Uniku Prodi Magister Manajemen / Instruktur Senam Kebugaran / Penulis Buku “Kembali Kepada Fitrah” )