KUNINGAN (MASS) – Menuju hari-hari terakhir baksos IMK Wil Cirebon di Desa Gunungsirah Kecamatan Darma, tepatnya pada Senin (27/1/2020) malam, para punggawa IMK sukses menyelenggarakan nobar dan diskusi mengenai sampah pada para warga, terutama di usia remaja.
Dalam nobar dan diskusi mengenai sampah ini, diangkat sebuah film berjudul “sampah tuan guru” yang diproduksi oleh watchdoc.
Ketua Pelaksana Baksos, Riki menyebut pemutaran film tersebut bermaksud untuk memantik kepekaan agar para peserta punya keinginan untuk menyelesaikan persoalan sampah yang diproduksinya sendiri.
“Film dokumenter ini dipilih karena dalam film tersebut digambarkan tuan guru sudah selesai urusan mengenai sampah yang diproduksinya sendiri. Kami harap audiens terpantik untuk melakukan sesuatu perihal sampahnya,” ujarnya.
Selesai nobar dan diskusi, acara dilanjutkan dengan sosialisasi ecobrick. Ecobrick dipilih karena dianggap salah satu metode pengendalian sampah yang paling acceptable untuk diaplikasikan peserta diskusi juga di desa Gunungsirah umumnya.
Hadir sebagai pemateri, Owner Sobat Farm Nurul Anwar, dirinya menjelaskan ecobrick adalah pengendalian sampah yang mudah, tidak rumit dan menjanjikan.
“Bila remaja dan masyarakat bisa mengaplikasikan ecobrick ini, saya yakin Desa Gunungsirah bakal menjadi desa yang selesai dengan urusan sampahnya sendiri,” terangnya.
Acara juga dilanjutkan dengan lomba-lomba yang menyasar anak kecil dan remaja. Berbagai macam lomba sukses diadakan seperti ranking 1, hafalan juz ama, murotal, hafalan doa sehari-hari dan juga lomba adzan.
Ketua bidang Pengabdian Masyarakat, Catur Baskoro menyebut memilih menyelenggarakan lomba-lomba yang bertajuk islami supaya selaras dengan kebiasaan yang sudah terbangun di desa tersebut.
“Ini juga dalam rangka memupuk dan mempersiapkan generasi muda agar siap meneruskan juga merawat budaya islami yang melekat pada desa Gunungsirah ini,” tuturnya. (eki)