PASAWAHAN (MASS) – Permasalahan sampah memang sangat terasa. Selain permasalahan sampah yang beberapa kali terpotret media di kawasan perkotaan, ternyata masalah sampah juga dirasakan pedesaan.
Salah satu desa yang mulai serius menangani masalah sampah adalah Desa Singkup Kecamatan Pasawahan. Hal itu dibuktikan dengan diselenggarakannya Bintek refleksi Inovasi Desa tentang “Pengolahan Sampah Terpadu Ramah Lingkungan” pada Kamis (5/12/2019) pagi.
Sekretaris Desa, Dedi Mulyadi menyebut desanya memang memiliki persoalan sampah terutama soal tempat.
“Kita kan berbatasan langsung dengan Gunung Ciremai, jadi setelah adanya wilayah TNGC, tempat membuang sampah kita jadi semakin sempit, kan gak boleh limbah dibuang kesana lagi,” ujarnya saat ditemui di Balaidesa Singkup setelah kegiatan.
Menurutnya, pembangunan saat ini menyebabkan lahan untuk sampah juga berkurang.
“Sampah kan terus ada, sedangkan sekarang pekarangan rumah aja semakin sedikit,” ungkapnya.
Dalam Bintek tersebut, diisi oleh P2KTD Posyantek Artha Manggala sebagai konsultan program. Dijelaskan dalam Bintek, bahwa sampah bisa dikelola.
“Beda antara organik dan non organik pengolahannya, ada yang jadi pupuk ada yang juga di daur ulang,” ujarnya dalam Bintek tersebut.
Menurutnya, ada beberapa sampah yang sulit serta boros anggaran untuk dikelola.
“Terpaksa, sebagian ya harus dimusnahkan, tapi jangan sampai mencemari lingkungan,” paparnya.
Dalam Bintek tersebut, diperkenalkan juga alat penghancur sampah yang ramah lingkungan. Alatnya berupa tungku bakar yang memiliki penyaring asap. Tungku bakar sampah produktif ramah lingkungan ini, merupakan kreasi dan inovasi teknologi yang dikembangkan Posyantek Artha Manggala. (eki)