KUNINGAN (MASS)- Kamis (3/10/2019) pagi warga terutama yang ada di Kabupaten Kuningan dikejutkan dengan kemuculan fenomena awan topi di Gunung Ciremai. Dari gambar telihat puncak gunung Ciremai diselimuti awan berbentuk kubah, ternyata awan tersebut adalah awan topi atau “cap cloud”.
Awan tersebut melayang di atas puncak gunung. Banyak warga yang mengabadikan fenomena itu sehingga foto tersebar sempat viral di medsos.
Dilansir di IG BTNGC @gunung_ciremai awan topi dari kejauhan awan tersebut tampak diam. Tapi di balik bentuknya yang cantik, awan topi berisiko menimbulkan bahaya untuk aktivitas manusia di sekitar puncak.
Hal itu karena turbulensi atau pusaran angin yang membentuk awan topi menyebabkan suhu di puncak gunung menjadi sangat dingin. Selain itu, awan topi berbentuk lenticular atau cekung-cembung. Hal tersebut terjadi karena adanya angin lapisan atas pada arah horizontal.
Pembentukan awan topi disebabkan pendinginan dan kondensasi udara lembap yang dipaksakan naik ke atas karena “orografi” atau ada gunung dan di atas puncak gunung.
Melansir dari akun Instagram BMKG, @infobmkg, awan topi termasuk awan jenis “stratus” atau tumbuhnya menyamping.
Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) Thomas Djamaluddin mengatakan awan topi yang termasuk lentikular terbentuk akibat aliran naik udara hangat yang membawa uap air mengalami pusaran.
Saat pergantian musim (pancaroba, red) seperti ini memang acap terdapat fenomena alam seperti awan topi ini. Untuk mari tetap waspada terhadap gejala alam sekitar karena alam itu penuh mesteri.(agus)