0leh: Awang Dadang Hermawan (Ketua DPC Partai Bulan Bintang Kab. Kuningan)
📕 Catatan Kehidupan dan Jejak Digital
Bahwa sesungguhnya Dalam pembahasan ttg ilmu pengetahuan dan teknologi yg berkait dengan Al-Quran, kira2 posisinya seperti ini :
1. Bahwa Al-Quran adalah ayat-ayat/wahyu Allah SWT yg pasti/mutlak kebenarannya. Bentuknya tertulis, jumlahnya pasti. Bersifat abadi. Terjaga kesuciannya sampai akhir zaman. Pemahaman manusia thdp Al-Quran melahirkan ilmu pengetahuan.
2. Manusia dan alam semesta selaku makhluk ciptaan Allah SWT dilengkapi dengan ayat-ayat Allah SWT yg tidak tertulis (Kauniyah). Pada keduanya berlaku hukum-hukum Allah SWT yg pasti. Pemahaman manusia thdp hukum-hukum yg berlaku pada manusia dan alam semesta melahirkan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) or science and technology.
3. Karena hukum-hukum yg tertulis (Al-Quran) dan yg tidak tertulis (Kauniyah) bersumber dari Allah SWT maka diantara keduanya akan saling membenarkan, saling memperkuat dan harmonis. Keduanya saling melengkapi, saling menyempurnakan. Tidak ada perbedaan diantara keduanya.
4. Apabila terdapat perbedaan diantara Al-Quran dan ayat2 Kauniyah, maka sumbernya terletak pada keterbatasan dan kelemahan manusia.
Hal itu disebabkan, antara lain:
▪Bisa jadi dia benar dalam memahami Al-Quran tetapi keliru dalam memahami ayat Kauniyah.
▪Bisa jadi dia benar memahami ayat Kauniyah tetapi keliru dalam memahami Al-Quran.
▪Bisa jadi dia keliru dalam memahami Al-Quran dan keliru pula dalam memahami ayat Kauniyah. Paling tragis tentu bagi yg tdk percaya kepada kebenaran Al-Qur’an, apalagi memahami ayat ayat kauniyah! Lebih menyedihkan lagi KTP “NYA” ISLAM ! Apa ada yg begitu ? Semoga TDK ADA !
Sekiranya manusia benar dalam memahami Al-Quran dan benar dalam memahami ayat-ayat Kauniyah maka kebenaran Al-Quran akan semakin terbukti dan nyata melalui ilmu pengetahuan dan teknologi. Inilah salah satu jalan para ilmuwan non muslim akhirnya masuk Islam.
5. Hukum umum yg berlaku, semakin maju iptek, semakin menuntut kejujuran, keterbukaan, ketelitian, disiplin dan tanggung jawab dari manusia. Inilah nilai-nilai yg diajarkan Allah SWT dalam Al-Qur’an.
Kemajuan iptek “memaksa” manusia untuk menjadi manusia “unggul”, manusia paripurna alias insan kamil or the best among the best.
Jejak Digital
Dalam surat al Zalzalah berikut ini, Allah SWT mengingatkan tentang tapak-tapak atau jejak-jejak kehidupan kita yg dalam dunia digital disebut jejak-jejak digital…
فَمَنْ يَّعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ خَيْرًا يَّرَهٗ
“Maka barang siapa mengerjakan kebaikan seberat zarrah, niscaya dia akan melihat (balasan)nya.”
Al-Zalzalah : 7
وَمَنْ يَّعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ شَرًّا يَّرَهٗ
“Dan barang siapa mengerjakan kejahatan seberat zarrah, niscaya dia akan melihat (balasan)nya.”
Al-Zalzalah : 8
Dalam iman Islam, kita mempercayai para Malaikat yg mencatat secara akurat jejak2 kehidupan kita.
Sampai-sampai, niat baik saja sdh dicatat oleh para Malaikat sebagai sebuah kebaikan.
Sedangkan di dalam dunia iptek, jejak-jejak kehidupan kita juga tercatat dengan baik (di pengadilan Tipikor, KPK seringkali mendemonstrasikan jejak-jejak digital ini).
Akan tetapi, sampai semaju apapun iptek, niat (gerentes hatè) kita, tdk dapat dicatat.
Niat baik dan buruk dari manusia bukan wilayah iptek, tetapi wilayah kewenangan Malaikat.
Oleh karena itu, apabila di dunia saja, iptek telah dapat memberikan bukti nyata ttg jejak-jejak digital dalam kehidupan kita, apalagi jejak-jejak kehidupan kita yg dicatat oleh para Malaikat.
( Kepada yg tdk percaya adanya Allah SWT, tdk percaya terhadap kebenaran Al-Qur’an, tdk percaya adanya Malaikat dan alam akhirat : SILAHKAN… CUEK SAJA, KAGAK PERLU REPOT ! OKE ? ) Bisa ditambahkan kepada orang yg hidupnya diperbudak kehati hatian, dilengkapi curiga dan buruk sangka, menganggap orang yg NIAT BAIK dan sdh dibuktikan niat baiknya, tetapi tetap buruk sangka dipelihara dgn ungkapan, : KITA HARUS HATI HATI, jgn sampai dirusak EKSISTENSI KITA, LEMBAGA KITA : Oleh DIA! Dst! Utk selanjutnya,
Sekiranya manusia menyadari hal ini, maka kita semua akan semakin jujur, terbuka dan bertanggung jawab dalam menjalani kehidupan keseharian kita…’HATI HATI MEMANG PERLU, TETAPI DIPERBUDAK KEHATI HATIAN ADALAH KELIRU, didalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi yg diemban di pundak kita…..Jgn biarkan sipat buruk sangka itu ! andai sipat itu tetap dipelihara,orang baik menjadi buruk ! Orang buruk menjadi baik! Jgn sampai itu terjadi, terlebih diri kita yg punya tanggung jawab didalam hidup dan kehidupan bermasyarakat, berbangsa serta bernegara diwilayah kehormatan ‘NKRI “……. Insya Allah………. Allahu A’lam………………………..
Hadanallahu Waiyyakun Ajma’in : 19530430 TITIK