KUNINGAN (MASS) – Tidak bisa dipungkiri literasi negara Indonesia masih terbilang tertinggal. Hal ini dibuktikan dengan peringkat yang diperoleh pada Tahun 2015 yakni ke 60 dari 72 negara yang diteliti oleh Lembaga Survei Programmee for International Student Assessment (PISA).
PISA sendiri merupakan sistem ujian yang diinisasi oleh Organisation for Economic Cooperation and Development (OECED), untuk mengevaluasi siste pendidikan dari 72 Negara di seluruh dunia. Setiap tiga tahunnya, siswa berusia 15 tahun akan dipilh secara acak untuk mengikuti tes, apa yang siswa ketahui dan apa yang siswa bisa lakukan dengan pengetahuannya.
Hal ini dianggap wajar oleh Staf Ahli Kemendikbud RI Ilham Ramdani S Ip. Sebab menurutnya survei yang dilakukan oleh lembaga PISA pada Tahun 2015 dalam meneliti dan literasi di negara Indonesia tidaklah adil dengan penelitian yang dilaksanakan di negara lain.
”Kebanyakan melakukan survei itu di Indonesia timur. anda bisa bayangkan survei minat literasi di NTT, di Papua bagaimana kualitasnya. Kami sempat memprotes itu bahkan di jawa sendiri itu kurang,” ujarnya saat dijumpai di Gedung KNPI Kuningan, Minggu (28/10/2018).
Dalam hal ini, pihaknya telah melakukan protes terhadap lembaga survei PISA. Salah satunya ia juga membandingkan dengan Negara Vietnam yang mengalami peningkatan drastis sekali, sehingga menjadi negara terbaik di asia tenggara dalam dunia literasi.
“Setelah kami telusuri ternyata mereka melakukan surveinya itu di Ibu Kota Vietnam. Namun kami sudah berupaya dan Alhamdulillah untuk sekarang peningkatan literasi di negara kita terjadi peningkatan tiga tingkat lebih baik,” tandasnya.(argi)