KUNINGAN (MASS) – Direktur Eksekutif Jamparing Research (JR), Sohib Muslim SSosI membantah apabila hasil survei yang dilakukannya merupakan pesanan. Ia menegaskan survei elektabilitas capres, parpol dan harapan caleg itu murni penelitian di lapangan.
“Tidak ada jaringan kepada timses capres-cawapres, parpol ataupun caleg. Sebagai putra daerah kami ingin budaya akademis yang ilmiah di Kuningan terbentuk. Jadi sekali lagi kami non partisan, tidak berafiliasi dengan siapapun,” tegasnya kepada para awak media.
Ia menegaskan, Jamparing Research tidak ingin seumur jagung. Ketika ingin tetap survive maka harus dijaga nilai independensinya.
Kalaupun nanti ada kerjasama dengan pihak tertentu, JR akan bersikap professional dan proporsional. Survei yang dilakukan tidak bisa diintervensi oleh user.
“Kalau hasilnya A ya A, terlepas apakah user puas atau tidak. Kalau nanti dibesar-besarkan misalnya, itu malah akan menurunkan kredibilitas lembaga. Nanti kita dinilai, jangan-jangan survei abal-abal,” tandasnya.
Sohib menjelaskan, JR bukan hanya menyurvei urusan politik belaka. Secara kebetulan untuk survei perdana bertepatan dengan tahun politik sehingga dipandang lebih seksi. Kedepan, beragam urusan lain pun tidak luput dari survei lembaga tersebut.
“Diantaranya tingkat kepuasan nasabah perbankan, tingkat kepuasan layanan public, kebutuhan fasilitas atau sarana di sebuah daerah, survei kelayakan pembukaan minimarket, survei opini public dan lain-lain,” papar Sohib.
Engkos Kosim Abdullah menerangkan sejarah lahirnya JR. Lembaga ini, sambung dia, dideklarasikan 7 Juli 2018. Tim JR merupakan generasi muda dan akademisi yang tidak terlibat pada salah satu ormas atau partai politik, sehingga sangat terjaga independensinya.
“Jamparing merupakan akronim dari Jaringan Masyarakat Pembelajar Kuningan. Jamparing juga berasal dari Bahasa Sunda yang artinya panahan yaitu seperangkat alat panah yang terdiri dari busur dan anak panahnya. Makna filosofisnya, fokus, jelas tujuannya, teliti dan tepat,” jelas Engkos. (deden)