KUNINGAN (MASS)- Pilkada 2017 dan 2018 merupakan tahun yang berat bagi PDIP karena banyak calon yang diusung rontok. Sebagai bukti di Pilkada tahun ini dari 17 Pilgub, PDIP hanya menang di 6 wilayah.
Sementara untuk pilbup/pilwakot di 154 kabupaten/kota, PDI Perjuangan hanya ikut di 152 dan hasilnya menang di 91, termasuk di Kabupaten Kuningan.
Khusus di Kuningan, PDIP sudah berjaya selama empat periode berturut-turut. Keberhasilan ini membuat Kuningan menjadi lumbung suara PDIP dan salah satu wilayah terbaik yang mampu mempertahankan dominasi PDIP.
“Allhamdulillah kita bisa mempertahankan empat kali. Di Indonesia, DPC PDIP Kuningan masuk kategori terbaik karena mampu mempertahankan prestasi,” ujar Ketua DPC PDIP Kuningan Rana Suparman, pada saat jumpa pres di Kantor PDIP, Kamis (28/6/2018).
Rana mengaku, Pilkada tahun 2018 merupakan tahun terberat termasuk di Kuningan. Kemenangan tidak terlepas dari mesin partai yang bekerja dan juga ditopang oleh figur calon yang sangat memadai.
“Kami tidak geer sendiri, figur sangat membantu keberhasian PDIP di Kuningan. Kalau figur yang kita usung asal maka kita akan repot,” tandas Rana.
Diterangkan, politik adalah tata nilai untuk mencapai kesejahtraan dan untuk mewujudkan kesejahtraan itu harus kerja iklas. Kerja iklas itu lanjut dia, adalah kerja ilahiyah atau kerja ketuhanan yang didalamnya ada nilai-nilai pengabdian, maka kader partai adalah kader bertuhan sesuai dengan azas pancasila
“Sering kita disebut partai yang jauh dari agama, partai yang sudah dikomuniskan. Padahal kita tidak merasa seperti itu. Kami Partai nasionalis yang menjungjung nilai-nilai ketuhanan maka kerja kami adalah ilahiyah,” jelasnya.
Diterangkan, setiap Jumat Nuzul Rachdy, Tresnadi (pengurus partai) melakukan salat jumat keliling. Ketika ada rejeki mereka sodakah sehingga dengan begini PDIP dekat dengan rakyat dan selalu menang. (agus)