KUNINGAN (MASS) – Dukungan terhadap Paslon Sentosa kian meluas. Saat ini mulai merangsek kalangan mahasiswa. Terutama para mahasiswi cantik, mereka sepakat untuk mengawal kemenangan pasangan Toto-Yosa.
“Kami gabungan mahasiswa dari berbagai kampus mencanangkan gerakan ini. Kami sepakat menamainya Gerakan Mahasiswi Sentosa yang disingkat Gerimis,” sebut Ketua aliansi mahasiswi se-Kuningan, Gina Oktaria, usai deklarasi dukungan di Café Nangkring Jl Aruji No 20 Kuningan, Senin (16/4/2018).
Dengan mengenakan kaos #2018GantiBupati, mereka siap memenangkan paslon nomor 1. Mereka ini berasal dari berbagai kampus diantaranya Uniku, STIKKu dan Unisa. Dalam wawancara, Gina membeberkan alasan dukungan terhadap Sentosa.
“Mahasiswa adalah agent of change, social control dan iron stock, itulah peran secara khusus mahasiswa untuk masyarakat. Termasuk dalam pemerintahan di suatu daerah mahasiswa juga berkesempatan untuk mendukung atau pun mengkritik,” jelasnya.
Menurut Gina, dukungan tersebut tidak muncul tiba-tiba. Tapi sudah melalui pemikiran yang panjang dan pertimbangan matang. Sebelum deklarasi, beberapa mahasiswi dari berbagai perguruan tinggi ini, sering melakukan pertemuan untuk merumuskan perjuangan yang baik dan tepat sasaran.
“Kami akhirnya memutuskan untuk mendukung dan mengawal pasangan Sentosa hingga dilantik,” tandasnya.
Gina yang juga adalah seorang aktivis berharap semoga Bupati dan Wakil Bupati Kuningan yang baru nantinya dapat menjadi pemimpin yang mampu berkata jujur, bekerja dengan hati nurani, dan mendukung segala kegiatan-kegiatan kepemudaan.
“Saya rasa apa yang sudah dilakukan dr Toto dengan pengobatan gratis adalah bukti yang tak terbantahkan bahwa calon bupati ini telah berbuat nyata, bukan wacana,” ujar mahasiswi fakultas hukum itu.
Mahasiswi yang tergabung dalam aliansi ini, nantinya akan terlibat aktif dalam mensosialisasikan Sentosa di desa asalnya masing-masing. Rindi, salah seorang mahasiswi jurusan ekonomi Unisa menyebutkan, sebagian besar dari mereka berasal dari pelosok desa.
“Kebanyakan kami berasal dari pelosok desa. Kami menginginkan pemimpin yang selain peduli pendidikan, juga mengerti kebutuhan warga desa,” kata Rindi.
Rindi juga menjelaskan mengapa Gerimis memilih pasangan Sentosa. Salah satu sebabnya, hingga saat ini nama-nama yang muncul sebagai calon tidak ada yang mewakili ketokohan pemuda selain Sentosa.
“Kami melihat masyarakat butuh sekali pemimpin dan tokoh pemuda dengan kebijakan yang inovatif dan masih fresh,” ungkap dia.
Di samping itu, mahasiswa mendukung SenTOSA maju karena melihat kenyataan-kenyataan atas kinerja masa kampanye SenTOSA yang mulai merealisasikan setiap program kerja.
“dr Toto pelan-pelan telah mampu mendorong, dan membawa Kuningan menuju terdepan dilihat dari apa yang telah beliau lakukan pada masa kampanye, tak hanya mensosialisasikan visi misi saja tapi SenTOSA itu lebih ke pergerakan dari setiap program unggulan mereka,” ungkap Marina Mahasiswa Kesehatan Kuningan.
Hal yang sama juga disampaikan Yusrifa (20) mahasiswa lainnya. Ia mengatakan dr Toto memberi perhatian lebih terhadap lembaga-lembaga keagamaan seperti pesantren dan tempat pengajian Alquran (TPA).
“Program kerja SenTOSA itu cukup menarik, soal pesantren itu. Misalnya untuk mewujudkan Kuningan yang agamis,” katanya.
Diakui Yusrifa, Kuningan memang belum bisa dibilang sebagai Kabupaten yang agamis melihat masih banyak isu mengenai LGBT, atau tempat-tempat malam yang tersebar di Kuningan. “Nah, program SenTOSA itulah yang nantinya akan merealisasikan Kuningan agamis,” ucapnya.
Syifa (20) mahasiswa Stikes mengatakan Kuningan membutuhkan pemimpin yang mau mendengarkan suara rakyat. Selain itu, di Kuningan dibutuhkan pemimpin yang mampu mewujudkan pembangunan dengan skema yang memihak kepada rakyat. (deden)