JAKARTA (MASS) – Kabar menggembirakan datang dari sektor kesehatan. Pemerintah Republik Indonesia tengah menyiapkan ekspansi besar-besaran dari Program Cek Kesehatan Gratis (CKG), sebuah inisiatif nasional yang dalam waktu singkat telah menjangkau jutaan rakyat.
Diluncurkan pertama kali pada 10 Februari 2025, program tersebut telah mencatatkan capaian luar biasa yaitu sekitar 5,8 juta orang telah mengikuti pemeriksaan kesehatan hanya dalam kurun tiga bulan pertama pelaksanaannya. Kini, pemerintah menargetkan lompatan jauh lebih besar yakni 40 juta peserta hingga akhir 2025, sebagai langkah konkret menuju Indonesia Sehat.
Hal tersebut disampaikan langsung oleh Menteri Kesehatan RI, Budi Gunadi Sadikin, dalam diskusi publik bertajuk “Bagaimana Visi Kesehatan Era Prabowo?” yang digelar oleh Kantor Komunikasi Kepresidenan dan GEMPITA di Jakarta.
“Rata-rata 180 ribu orang per hari mengikuti cek kesehatan. Ini bukan hanya deteksi dini penyakit, tapi juga program edukasi kesehatan terbesar yang pernah dilakukan pemerintah,” ujarnya dikuti dari Indonesia.go.id pada Selasa (20/5/2025).
Memasuki pertengahan tahun, pemerintah berencana akan memasuki fase kedua program CKG dengan menjangkau anak-anak sekolah di 200 ribu sekolah di seluruh Indonesia. Pemeriksaan akan dilaksanakan oleh lebih dari 10 ribu puskesmas, dengan target tambahan 28 hingga 35 juta peserta baru dalam waktu tujuh bulan.
“Kita ingin generasi muda memiliki kesadaran sejak dini tentang kesehatan. Gaya hidup sehat harus jadi budaya sejak bangku sekolah,” ungkap Menkes.
Berbeda dari program kesehatan sebelumnya yang bersifat kuratif, CKG dirancang dengan pendekatan promotif dan preventif. Pemeriksaan kesehatan gratis tersebut tak sekadar deteksi penyakit, tapi juga menjadi momentum untuk mengedukasi masyarakat tentang bahaya gula, lemak, dan penyakit degeneratif lainnya.
Menkes Budi, menyoroti pentingnya edukasi sederhana yang dapat dilakukan petugas kesehatan, seperti pengukuran lingkar perut untuk mendeteksi lemak visceral hingga penyebab utama berbagai penyakit mematikan.
“Presiden Prabowo ingin rakyat Indonesia tidak hanya diobati saat sakit, tapi dicegah sejak awal agar tidak sakit. Itu misi besar kami,” tutupnya. (argi)
