TASIKMALAYA (MASS) – Muhammad Najmi, yang akrab disapa Kakang, secara resmi diumumkan sebagai Koordinator Wilayah (Korwil) Arus Informasi Santri Nusantara (AISNU) Jawa Barat dalam acara Kopdarwil yang berlangsung di Cipasung, Tasikmalaya, Sabtu (11/1/2025). Acara dihadiri perwakilan 500 pesantren se-Jawa Barat.
Kakang menyampaikan gagasan penting tentang arah dakwah santri yang relevan di era modern. ia menekankan pentingnya dakwah dua arah yaitu Dunia Nyata (real life) dan Dunia Maya (virtual).
“Sebagai santri yang berada di tengah masyarakat dan di tengah teknologi, kita memiliki amanah dakwah dua dimensi yaitu real life dan virtual. Kedua ranah ini saling melengkapi, bukan untuk saling menggantikan,” ujarnya
Kakang menegaskan bahwa dakwah di dunia nyata tetap menjadi fondasi utama gerakan santri. Pesantren dan santri harus hadir secara langsung dalam menjawab berbagai permasalahan yang ada di masyarakat.
“Dakwah di dunia nyata bukan sekadar memberikan ceramah atau mengajarkan kitab kuning. Kita juga harus menjadi solusi nyata untuk isu-isu yang dihadapi masyarakat, seperti kekerasan, krisis lingkungan, dan tantangan sosial lainnya,” tegasnya.
Ia mencontohkan program AISNU, seperti pembentukan Satgas Sarungan untuk menangani isu kekerasan di pesantren dan Pesangreen yang bergerak dalam pengelolaan sampah dan pelestarian lingkungan. Program tersebut menunjukan bahwa santri tidak hanya fokus pada ibadah ritual, tetapi juga pada pengabdian sosial.
“Santri harus menjadi bagian dari masyarakat yang aktif. Kita tidak boleh hanya bicara soal hukum fikih, tetapi juga hadir membantu masyarakat menjaga harmoni sosial dan lingkungan,” tambahnya.
Selain itu, ia juga menyoroti pentingnya menguasai dunia virtual sebagai arena dakwah modern. media sosial, website, dan platform digital lainnya adalah ruang baru yang harus dikuasai oleh santri untuk menyebarkan nilai-nilai Islam yang rahmatan lil ‘alamin.
“Di era digital ini, pesan kita harus sampai ke generasi muda yang lebih banyak menghabiskan waktunya di dunia maya. Dakwah harus kreatif, relevan, dan dapat menyentuh hati, tanpa kehilangan esensi ajaran Islam,” ujarnya.
AISNU, lanjutnya, memiliki peran penting dalam melawan narasi negatif, seperti radikalisme, hoaks, hingga konten yang tidak sesuai dengan nilai-nilai moral dengan memproduksi konten positif yang menginspirasi.
“AISNU Jawa Barat akan fokus pada literasi digital, mencetak santri yang melek teknologi, dan memanfaatkan media sosial sebagai alat dakwah yang efektif. Kita harus mampu beradaptasi dengan perubahan tanpa kehilangan jati diri sebagai santri,” tambahnya.
Sebagai Korwil terpilih, Kakang memiliki visi besar untuk AISNU Jawa Barat. Ia berkomitmen untuk memadukan kekuatan dakwah tradisional dengan inovasi modern. AISNU, menurutnya, harus menjadi pionir gerakan santri yang inklusif, progresif, dan solutif.
“Kita perlu bersinergi, baik antar santri maupun dengan masyarakat luas, untuk menciptakan peradaban yang lebih baik. AISNU Jawa Barat tidak hanya bergerak di dunia pesantren, tetapi juga menjadi bagian dari solusi nasional,” katanya.
Kakang juga mengajak seluruh pengurus dan anggota AISNU untuk memperkuat jaringan antar pesantren serta mengembangkan program-program yang berkelanjutan, baik di bidang pendidikan, sosial, maupun ekonomi.
Acara tersebut diakhiri dengan deklarasi AISNU Jawa Barat yang menegaskan komitmen untuk menjalankan dakwah di dua dimensi. Seluruh peserta, yang terdiri dari perwakilan 500 pesantren di 27 kabupaten/kota, menyepakati bahwa santri harus menjadi penggerak perubahan di tengah tantangan zaman.
“Dari sini, dari Cipasung, kita kirimkan pesan bahwa santri Jawa Barat siap mengemban amanah dakwah dua dimensi. Real life dan virtual, keduanya adalah ladang amal kita untuk meraih ridha Allah,” tutup Kakang. (ddn/mgg)