KUNINGAN (MASS) – Pilkada serentak 2024 menjadi momen penting bagi masyarakat Indonesia, khususnya warga Kuningan, dalam menentukan arah pembangunan dan masa depan daerahnya. Ajang demokrasi lima tahun tersebut membuka kesempatan bagi masyarakat untuk memilih pemimpin. Harapannya, para calon mampu membawa perubahan positif.
Di tengah momentum tersebut, Kabid Immawati PC IMM Kuningan Fitria Nurulaini mengatakan, peran perempuan dalam politik dan Pilkada menjadi semakin signifikan, bukan hanya sebagai pemilih tetapi juga sebagai penggerak perubahan.
Menurutnya, Perempuan juga menjadi pemilih yang berpengaruh. Perempuan mencakup separuh dari jumlah pemilih, sehingga partisipasi mereka memiliki pengaruh besar dalam menentukan hasil Pilkada.
“Pada demokrasi yang sehat, perempuan diharapkan dapat menjadi pemilih yang kritis, yang menilai calon pemimpin berdasarkan program kerja dan visi misi yang relevan dengan kebutuhan masyarakat. Dengan demikian, perempuan dapat menjadi penggerak utama untuk memilih pemimpin yang memiliki kredibilitas dan komitmen untuk membangun daerah,” ujarnya, Senin (11/11/2024).
Selain sebagai pemilih, ia juga menegaskan, perempuan juga dapat berperan aktif dalam mengawasi proses Pilkada. Khususnya mereka yang terlibat dalam organisasi masyarakat atau lembaga independen, perempuan dapat mengawal pelaksanaan Pilkada agar berjalan secara jujur dan adil. Perempuan juga bisa menjadi agen edukasi politik di lingkungan sekitarnya, menyebarkan pemahaman mengenai pentingnya memilih dengan hati nurani, bukan hanya tergiur oleh janji kampanye atau materi.
“Di tingkat komunitas, perempuan sering kali menjadi penggerak yang berperan penting dalam menggerakkan partisipasi masyarakat, terutama di lingkungan keluarga dan kelompok sosial. Melalui kegiatan seperti kelompok arisan, PKK, atau pengajian, perempuan bisa mengajak anggota komunitas untuk memahami pentingnya partisipasi politik serta memilih pemimpin yang berintegritas dan peduli terhadap isu-isu local,” lanjutnya yang juga menjabat sebagai Ketua BEM FFKS Universitas Muhammadiyah Kuningan (UMK).
Peran Gen Z juga sangat krusial dalam Pilkada. Tercatat sebanyak 303.727 pemilih dari Gen Z, demikian lanjutnya. Jumlah tersebut mewakili sekitar 30 persen suara di Kuningan. Angka yang signifikan itu merupakan kekuatan tersendiri dalam menentukan siapa yang akan memimpin Kuningan.
Oleh karena itu, pemilih muda, bersama perempuan dan kelompok masyarakat lainnya, diharapkan memilih dengan bijak, berdasarkan gagasan, rekam jejak, dan integritas calon, serta menghindari pilihan yang didasarkan pada tawaran uang kampanye.
“Mari kita menjadi Masyarakat Pintar Pilih dan Teteg ku-Hate. Terkhusus kaum perempuan dan Gen Z, dapat berpartisipasi secara aktif, kritis, dan cerdas. Pilihan kita ini akan berdampak besar dalam menentukan masa depan Kuningan serta memberikan kontribusi nyata dalam memperkuat demokrasi yang lebih sehat dan berintegritas,” pungkasnya. (zntk)