KUNINGAN (MASS) – Mulai dari wifi gratis sampai program pelayanan kependudukan di Puspa Siliwangi, jadi poin-poin yang disebut Penanggung Jawab Penataan Kota, H Deden Kurniawan sebagai solusi yang akan dan tengah dikerjakan Pemda, untuk persoalan PKL yang sepi pasca relokasi.
Lelaki yang juga menjabat sebagai Asda Pemerintahan dan Ekonomi Kabupaten Kuningan, mengutarakan poin-poin usaha Pemkab untuk menormalkan penghasilan PKL yang direlokasi, dalam audiensi bersama DPRD Kuningan, Selasa (11/4/2024) siang.
Dalam kesempatan itu, suasana audiensi menghangat. Para pedagang bahkan sempat menyoraki Asda 2 Kuningan saat presentasi poin-poin bagaimana usaha Pemkab untuk menormalkan kunjungan pembeli ke PKL.
Bukan tanpa alasan, mereka bersorak mempertanyakan harus sabar sampai kapan, padahal kebutuhannya mendesak setiap hari, dan sudah relokasi sudah berjalan hampir 2 bulanan.
Baca : https://kuninganmass.com/soal-relokasi-pkl-ngadu-ke-dewan-pedagang-masa-saya-harus-maling/
Mulanya, H Deden Kurniawan tengah menjelaskan bahwa relokasi PKL adalah bagian dari penataan Taman Kota Kuningan. Ia mengingatkan, bahwa penerima manfaat dari penataan kota ini bukan hanya satu pihak, tapi berbagai unsur seperti pengendara, pejalan kaki, Jemaah masjid, sampai komunitas-komunitas yang āhidupā di taman kota seperti anak jalanan dan seniman hantu.
Deden meyakinkan, bahwa ada banyak usaha yang terus dilakukan pihaknya untuk meminimalisir dampak yang dianggap negatife, semua unsur. Ia mengamini, saat ini masih ada 2 dampak yang dirasa kurang baik, yakni pedagang pagi ā siang di Puspa, serta persoalan PKL yang belum terdata.
āMohon jangan dilihat parsial, karena 1 langkah belum bisa menangani keseluruhan,ā kata H Deden, minta maklum.
Meski begitu, Asda kemudian memaparkan bagaimana pihaknya sudah menyediakan koneksi internet Publik di 3 Puspa. Harapannya, pengunjung bisa tertarik datang entah itu untuk sekedar bermedsos maupun bekerja. Para pedagang juga bisa memanfaatkannya untuk promosi digital.
Selain itu, kata H Deden, pihaknya juga tengah melakukan pengadaan sound system diĀ Puspa yang ada. Solusi lainnya yang dianggap bakal meramaikan Puspa, adalah pemindahan sebagian pelayanan administrasi kependudukan. Dimana, Disdukcapil hampir setiap hari dipenuhi masyarakat yang mengurus kependudukan. Potensinya, masih ada 20 ribu masyarakat Kuningan belum terekam administrasi kependudukan.
Dengan solusi itu, kata H Deden, selain bisa meramaikan Puspa dari pagi sampai sore, juga memecah keramaian dari kantor Disdukcapil Kuningan yang terhubung ke Jalan RE Martadinata ā Ancaran. Hampir mirip dengan administrasi kependudukan yang pos-nya akan dibuatkan di Puspa, bakal ada juga pelayanan DPMPTSP, SIM Keliling dan Samsat Keliling.
Pemda, masih kata H Deden, juga akan menyempurnakan lantai 2 di Puspa Siliwangi sebagai ruang rapat Pemda Kuningan, dimana konsumsi rapatnya akan membeli dari PKL. Kemudian akan dibentuk juga koperasi PKL. Pihaknya bahkan mengaku sudah membuat surat edaran mamin belanja di PKL, termasuk sekertariat dewan belanja disana.
Karena panjangnya paparan itulah para pedagang yang mendengarkan menyoraki. Meski begitu, H Deden meneruskan paparannya dan menyebut butuh gayung bersambut dari pedagang dan pengurus paguyuban untutk mengoptimalkan hal tersebut. Paparannya kemudian ditutup oleh Ketua DPRD Nuzul Rachdy.
āKita apresiasi, Pemda sudah membuat jaringan internet, tapi nyatanya belum bisa bergeser (pelanggannya ke Puspa). Antara teori dan kenyataan di lapangan berbeda. Konsep-konsep sampaikan ke DPRD (saja, tak perlu dilanjutkan dalam suasana audiensi),ā kata Zul, sembari meneruskan langsung meninjau ke lokasi. (eki)