KUNINGAN (MASS) – Kinerja Pemda Kabupaten Kuningan dianggap masih rendah. Hal itu disampaikan Fahruz Zaman Fadhly, salah satu narasumber dalam Academic Discussion Club yang digelar oleh Divisi Riset dan Teknologi ICMI (Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia) Orda Kuningan, Sabtu (3/6/2023) malam.
Mengusung tajuk “Telaah Capaian Visi Kuningan Maju Berbasis Desa”, kinerja Pemerintah daerah di bawah kepemimpinan Acep-Ridho, dibahas dan diulas oleh berbagai narasumber. Acara sendiri, digelar di STKIP Muhammadiyah Kuningan.
Hadir dalam acara tersebut, Bupati H Acep Purnama, Wakil Bupati H M Ridho Suganda, anggota DPRD Dede Sembada ST, akademisi Dr Fahruz Zaman Fadhly, jurnalis senior Deden Rijalul Umam, H Yusron Kholid, serta pemerhati seperti Sujarwo dan Boy Sandi Kertanegara. Acara, dimoderatori peneliti Jamparing Research, Topik Ofirstson.
Dalam acara yang dimulai pukul 20.00 sampai pukul 24.00 WIB itu, dihadiri oleh banyak peserta dari berbagai kalangan mulai dari tokoh masyarakat, organisasi kemasyarakatan, organisasi kemahasiswaan, organisasi kepemudaan, organisasi profesi, akademisi serta masyarakat dan umum.
Ketua ICMI Orda Kuningan Nanan Abdul Manan M.Pd, menyebut bahwa Academic Discussion Club ini merupakan amanat SILAKDA (Silaturahmi Kerja Daerah) 1 ICMI ORDA Kuningan. Esensi kegiatan ICMI setidaknya ada pada dua dimensi besar; analysis oriented program atau program yang bersifat pengkajian, konseptual dan narasi, serta practical oriented program atau program yang bersifat kegiatan langsung bersama masyarakat umum.
Academic Discussion Club (ADC) yang diprakarsai oleh Divisi Riset dan Teknologi bertujuan untuk membuka ruang diskusi bagi semua masyarakat Kuningan dari berbagai ekspertise. Diskusi ini hadir sebagai piranti komunikasi terbuka bagi para pihak yang memiliki ide genuin dalam konteks pembangunan Kuningan.
“Mengingat masih banyak narasi-narasi sepihak yang memberikan persepsi tentang program maupun capaian pembangunan Kuningan, dirasa belum terkonfirmasi secara holistik. Disinilah ICMI hadir untuk menjadi bridging atas kekakuan dialog dan ketersumbatan komunikasi para pakar yang sangat strategis untuk didiskusikan,” sebutnya.
Berikut notulensi disukusi :
Bupati Kuningan H Acep Purnama:
- Kuningan maju berbasis desa, karena semuanya berawal dari desa
- Saat ini sudah tidak ada lagi desa tertinggal
- Kec. Cimahi, Kec. Ciawigrbang, Kec. Cidahu, kalimanggis & darma. Adalah Kec yang termiskin d kuningan
Sujarwo :
- Anggota Dewan d kuningan malah sbg pembela eksekutif
- Belum mendengar dewan menjalankan fungsi kontrol thd eksekutif
- Dewan malah begitu mesra dg pemda kuningan
- Khusus untuk pa Dede sembada. Beliau lebih mirip jubir pemda drpd seorang dewan
Boy Sandi :
- Pembangunan daerah pariwisata harus berdasarkan zona kawasan bukan obyek wisata.
- Kecamatan Darma seharusnya tidak masuk kategori miskin.
- Dinas Pariwisata telat melakukan akselerasi terkait hal ini
- Pengendalian kawasan palutungan harus segera dibereskan
Fahruz Zaman Fadhly :
- Angka pengangguran di Kuningan cukup tinggi pada tahun 2021 berjumlah 59rb naik dari 2020.
- Kondisi ini merupakan akibat dari tidak adanya treatment untuk mengatasi hal tsb.
- IPM kuningan dibawah rata-rata IPM Jawa Barat dan Nasional.
- Kondisi rata-rata lama sekolah d kuningan yakni 7.8 tahun.
- Survey terhadap mahasiswa : tidak mendapatkan beasiswa dari Pemda.
- Saya juga ingin mengkoreksi pa dede sembada. Ternyata benar apa yang disampaikan lebih mirip juru bicara eksekutif
- Kesimpulan secara kualitatif : KINERJA PEMDA KUNINGAN RENDAH
Deden Rijalul Umam:
- Indikator pemantapan jalan belum berhasil
- Masyarakat Kuningan sudah mandiri dalam berusaha sendiri (sarkas)
Wabup M Ridho Suganda:
- Universitas swasta yang harus memberikan beasiswa terhadap mahasiswa. Karena pemda cukup sampai SMA
- Pa desem itu bukan jubir pemda tapi memudahkan tugas kami (bupati dan wabup)
- Solusi terkait kemiskianan harus ada jalan untuk keran investasi
- Kuningan satu-satunya kabupaten yang tidak memiliki tol & jalur kereta api
- Salah satu solusi untuk kuningan yakni digitalisasi
- Seluruh pembangunan harus berbasis pariwisata
Dr Eman:
- Kuningan masuk 7 kota intoleran nasional
- Mengusulkan : Ukuran indikator keberhasilan keagamaan bukan hanya toleransi melainkan ttg sarana ibadah
H Yusron:
- Pemda Kuningan telah banyak memberikan kebijakan untuk mendorong kuningan mencapai Visi Agamis
- Salah satunya Surat edaran Bupati : menghentikan semua kegiatan ketika adzan berlangsung dan yang lainnya…secara keseluruhan memang semua Visi Misi pasangan acep ridho belum tercapai atau sempurna tapi perlu diingat bahwa kesempurnaan itu hanya milik Allah…
Video : https://www.youtube.com/live/o58dLeDo3s8?feature=share