KUNINGAN (MASS) – Tahun 2023 ini akan jadi sejarah perkembangan ilmu konseling di Kabupaten Kuningan. Pasalnya, di tahun ini untuk pertama kalinya hadir program studi Konseling di Kuningan.
Jurusan yang dibuka adalah BKPI (Bimbingan Konseling Pendidikan Islam). Kampus yang memilikinya adalah yang teranyar di Kuningan, namanya STAIKu (Sekolah Tinggi Agama Islam Kuningan).
Meski baru dibuka, nampaknya minat warga Kuningan terhadap program studi yang ada di STAIKU cukup banyak. Hadir dengan 3 jurusan utama, Ekonomi Syariah, PIAUD dan BKPI, puluhan calon mahasiwa sudah mendaftar ke STAIKu di gelombang pertama.
Merespon minat warga Kuningan, Kampus STAIKu tidak ingin calon mahasiswanya asal kuliah. Karena itu, pihaknya berinisiatif untuk mengukur potensi dan bakat calon mahasiswa baru.
Bekerja sama dengan Klinik Psikologi Tabularasa, puluhan calon mahasiswa dicek minat dan potensinya pada Rabu (15/2/2023) kemarin. Bertempat di Aula STAIKu (Jalan Raya Susukan Kecamatan Cipicung), sebanyak 60 pendaftar mengikuti pengukuran.
Ketua STAI Kuningan Dedy Setiawan ME mengatakan, dengan pengukuran ini diharapkan calon mahasiswa bisa lebih mengetahui potensi dirinya termasuk kelebihan dan kekurangannya, baik dari segi akademis maupun kepribadian.
Melalui pengukuran ini juga, calon mahasiswa dapat lebih terarah untuk mengetahui minat yang sesuai dengan bakatnya.
“Sebagai perguruan tinggi Islam baru di Kuningan, yang memiliki visi Pelopor Kampus Transformatif untuk mewujudkan Peradaban Luhur Nusantara, kami ingin memberikan ruang yang tepat untuk mahasiswa sesuai dengan minat dan bakatnya. Sehingga dalam proses akademik dan non-akademik para mahasiswa bisa menjalaninya dengan baik dan sesuai dengan passionya,” ujarnya.
Sementara, Direktur Klinik Tabularasa Kak Ifan Alwi menjelaskan aspek apa saja yang diukur saat menilai potensi dan bakat calon mahasiswa. Aspek itu mulai dari intelegensi, kepribadian, minat bakat, kepemimpinan hingga aspek motivasi.
“Mahasiswa baru diharapkan sudah terpetakan potensinya sejak awal masuk perkuliahan, agar selama proses kuliah, mereka dapat menjalaninya dengan totalitas dan menyenangkan,” kata Ifan Alwi.
Selain bermanfaat bagi mahasiswa, lanjutnya, pengukuran ini juga memudahkan pihak kampus untuk melakukan student-empowerment melalui kegiatan-kegiatan produktif yang dapat meningkatkan life-skill mahasiswa sebagai modal selama perkuliahan dan persiapan dunia kerja yang sesungguhnya. (eki/ad)