KUNINGAN (MASS) – Pengamat kebijakan publik asal Kecamatan Cigugur, H Abidin, menyebut akan ada dampak ekonomi yang luar biasa, jika wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) hewan ternak, tidak segera terkendali di Kuningan.
Dirinya membandingkan, jika zaman covid dua tahun belakangan para peternak di Kuningan tidak terdampak secara langsung, dan ekonomi peternah masih berjalan, justru di wabah PMK ini bisa terjadi kerugian besar, ekonomi lumpuh, terutama bagi peternak.
Di Kecamatan Cigugur saja, Abidin mencontohkan, ada banyak peternak dengan ribuan ekor hewan ternak yang terancam serta dibayang-bayangi wabah, jika tidak ada pencegahan.
“Kalo ini terkena, bisa terjadi kematian sapi perah, ini berbahaya, bisabterjadi kelumpuhan ekonomi. (Akibatnya) akan marak lagi masalah kemiskinan di Kuningan dengan terbunuhnya sapi perah, akan tumbuhnya pesat pengangguran baru. Ini jangan sampai terjadi,” sebutnya wanti-wanti, Selasa (24/5/2022) kemarin.
Selain soal sapi yang sampai mati, Abidin menerangkan bisa saja ada kekhawatiran pembeli untuk mengkonsumsi daging hewan ternak. Tentu, hal itu nantinya berpengaruh pada penjualan.
“Daging hewannya dikonsumsi saja tidak masalah (termasuk susu hasil perahannya), asal jangan dalemannya (yang ada kemungkinan bahaya),” jawabnya saat ditanya, apakah daging dan perahan sapi yang terjangkit PMK berbahaya atau tidak.
Abidin, yang juga pernah menjadi peternak, mengimbau semua komponen, baik kelompok ternak, koperasi, dan dinas terkait harus kompak melakukan pencegahan. Seperti adanya lock down di Blok Cigereung Kecamatan Cigugur. Apalagi, lanjut Abidin, PMK ini vaksinnya belum ada, baru sifatnya antibiotik.
“Saya menyimpulkan, hal ini harus kita bersama-sama gotong royong lakukan pencegahan, ini tidak jauh beda dengan covid-19,” imbuhnya.
Lock down sendiri, meski sudah dimulai di Cigeureung dari inisiatif peternak, tapi secara kebijakan itu kewenangan pemerintah. Dirinya kembali mengingatkan, jika sapi perah yang dicontohkan di Kecamatan Cigugur kena saja, lalu mati, akan ada kerugian milyaran.
Saat disinggung apakah selama ini upaya pemerintah sudah maksimal, atau malah terlambat, Abidin mengaku tidak bisa mengecap apapun, itu bagaimana orang memandang. Tapi apakah sudah ada upaya, dirinya membenarkan, namun soal belum tegas dengan lock down misalnya, bisa saja karena pemerintah tidak memikirkan satu sisi saja.
“(Pemerintah) Sudah melakukan tidakan, tapi alangkah baiknya, jangan menunggu terjangkit, semua harus kompak. Pemerintah juga harus ada di tengah-tengah peternak. Jangan sampai, peternak nanti kehilangan ternaknya, yang rugi kita semua, ekonomi akan lumpuh,” ujarnya.
Ditanya berapa jumlah yang terkena PMK, Abidin mengaku di Kuningan belum ada data valid. Tapi sudah ada puluhan yang dnyatakan positif, dengan potensi penyebaran yang mungkin lebih banyak lagi.
“Jangan sampai terjadi (tidak terkendalinya penyebaran PMK hewan ternak), tidak diharapkan. Mari memohon pada allah swt dan memohon pemerintah secepatnya melakukan penanganan komprehensif,” harapnya di akhir. (eki)