KUNINGAN (MASS) – Kejadian guru olahraga melakukan aksi jambret di HUT PGRI ke 76 menjadi tamparan keras bagi organisasi PGRI.
Bagi mereka aksi guru menjambret guru menjadi kado pahit di hari ulang tahun. Ironisnya pelaku menjadi rekan seprofesi untuk dijadikan mangsa.
“Awalnya saya tidak tau kalau pelaku guru makanya saya ketika dikonfirmasi oleh kuninganmass tidak menjawab gamplang, terkait identitas karena saya belum mendapat data lengkap,” ujar Ketua PGRI Pipin Aripin Mansur MPd, Jumat (26/11/2022).
Ia mengaku pasca kejadian datang ke Polres untuk dimintai keterangan terkait korban jambret. Sebab, korban adalah anggota PGRI.
Pipin yang juga Kabid di Disdikbud Kuningan mengaku merasa prihatin atas kejadian tersebut. Ia tidak menyangka sama sekali ada insiden tersebut.
“Ini tamparan keras bagi kita. Saat ini harus saling menahan diri untuk tidak saling menyalahkan. Semua diserahkan dan percaya pada pihak kepolisian,” jelasnya.
Mantan Kepala SMPN Kramatmulya itu mengaku akan berkoordinasi dengan pihak kepolisian karena pelaku adalah seorang guru, tentu sebuah organisasi harus ikut terlibat dalam penyelesaian kejadian ini.
Ia juga meminta kepada masyarakat untuk tidak menyamaratakan pada semua guru, ini hanya kasuistik dari oknum guru.
“Tentu kami akan melakukan pembinaan menyeluruh melalui pengurus PGRI Cabang agar jangan terjadi lagi kasus seperti ini,” ujarnya lagi.
Terkait aksi pelaku menjambret karena dorongan ekonomi, dimana gaji sukwan tidak sebanding dengan kebutuhan, Pipin menampik hal itu.
“Tidak harus jadi alasan. Kembali ke personal karena yang sukwan juga banyak dan mereka tidak melakukan aksi kejahatan,” tandasnya.
Pipin menjelaskan, bagi guru sukwan tidak ada iuran wajib ke PGRI. Hal ini berbeda dengan PNS. (agus)