Bahwa Ketika Zaman yang Semakin Memburuk terjadi,
Imam Bukhari RA meriwayatkan:
عن الزبير بن عدي قال أتينا أنس بن مالك فشكونا إليه ما نلقى من الحجاج فقال اصبروا فإنه لا يأتي عليكم زمان إلا الذي بعده شر منه حتى تلقوا ربكم سمعته من نبيكم صلى الله عليه وسلم
Dari az-Zubair bin Adi, dia berkata : “Kami pernah mendatangi Anas bin Malik lalu kami mengeluhkan kepadanya mengenai apa-apa yang kami dapatkan dari al-Hajjaj -berupa tekanan dan kekejaman, maka beliau berpesan,
“Sabarlah kalian : karena sesungguhnya tidaklah datang kepada kalian suatu zaman, kecuali Zaman ….. yang Sesudahnya lebih Buruk daripada Sebelumnya, sampai kalian bertemu
dengan Rabb kalian. Aku mendengarnya dari Nabi kalian shallallahu’alaihi wa sallam.”
(HR. Bukhari dalam Kitab al-Fitan).
Dalam riwayat lain disebutkan tentang fase-fase sejarah yang sudah dan akan dilalui umat Islam:
“Masa kenabian itu ada di tengah-tengah kalian, adanya atas kehendak Allah. Kemudian Allah mengangkatnya apabila Allah menghendaki untuk mengangkatnya.
Selanjutnya adalah masa Khilafah yang mengikuti jejak kenabian (Khilafah ’ala minhaj an-nubuwwah), adanya atas kehendak Allah. Kemudian Allah mengangkatnya apabila Allah menghendaki untuk mengangkatnya.
Selanjutnya masa kerajaan yang menggigit (Mulkan ’Adhan), adanya atas kehendak Allah. Kemudian Allah mengangkatnya apabila Allah menghendaki untuk mengangkatnya.
Setelah itu, masa kerajaan yang sombong (Mulkan Jabariyyan), adanya atas kehendak Allah. Kemudian Allah mengangkatnya apabila Allah menghendaki untuk mengangkatnya.
Selanjutnya adalah masa Khilafah yang mengikuti jejak kenabian (Khilafah ’ala minhaj an-nubuwwah). Kemudian beliau (Nabi) diam.”
(H.R Ahmad).
Kini kita berada pada ZAMAN KIWARI ADALAH ZAMAN KE /EMPAT. Zaman ini disebut Zaman Mulkan Jabbariyan, karena kehidupan umat Islam di seluruh dunia berada di bawah kepemimpinan para penguasa dunia _ rakus hegemoni kekuasaan yang memaksakan kehendak alias diktatorianisme dan
Babak ini diawali dengan berakhirnya babak ketiga, yaitu era kepemimpinan Mulkan ‘Adhon atau para pemimpin yang menggigit.
Dan yang dimaksud dengan para pemimpin yang menggigit ialah para khalifah Islam yang memimpin khilafah Islamiyah sejak Kerajaan Daulat Umayah lalu Daulat Abasiyah kemudian Kesultanan Turki Usmani. Total masa berlangsungnya babak ketiga mencapai kurang lebih empat belas abad. 1400 tahun.
Zaman sekarang Inilah babak ke 4/empat, di mana fitnah Dajjal dan ujian terhebat akan terjadi di muka bumi terhadap umat islam di seluruh dunia.
Inilah Zaman yang disebut Babak _ Pertarungan alam pikiran islam dan alam pikiran barat di mana syaitan sekuat tenaga mengumpulkan sebanyak-banyaknya kawan menuju kejalan kebathilan _ kedzoliman jalan hidup sesat ke arah neraka dengan tipuan-tipuan dunianya.
Inilah zaman dimana akan terjadi pembuktian semua tanda kiamat yang telah digambarkan dalam hadist-hadist akhir zaman seperti
Banyaknya bangunan tinggi, lahirnya pemimpin-pemimpin dzalim merasa benar, diberikannya amanah/kepercayaan pada yang bukan ahlinya _ Seorang ibu melahirkan tuannya, betebarannya judi, zina, mudahnya meminum khamr, tak terhindarnya seluruh manusia dari sistem riba, diangkatnya ilmu-ilmu dengan cara meninggalnya ulama-ulama penting, banyaknya jumlah wanita daripada pria, tatanan masyarakat yang sudah terbuai media sehingga berakibat Berita dusta dianggap benar dan berita benar dianggap dusta, pagi beriman sore kufur, sore beriman pagi kufur, dan alharj (peperangan demi peperangan yang menyebabkan terjadinya pembunuhan besar-besaran dibanyak negara islam )ِ *
“SEPERTI ITULAH CIRI CIRINYA AKHIR ZAMAN YANG SUDAH MULAI KITA RASAKAN DI ZAMAN KIWARI“
Kemudian dalam Refleksi Kemerdekaan berpikir dan berpendapat daya ingin menyampai disini; Benarkah ciri-ciri Mulkan Jabbariyan itu kini sudah sempurna, dan seluruh “rukun” zaman ini sudah terpenuhi?
Boleh jadi misal di indonesia jawabannya KEMUNGKINAN hanya tinggal menunggu Hasil Proses Politik 2024; apakah zaman Mulkan Jabbariyan ini masih akan berlanjut atau akan segera berakhir, lalu kita akan memasuki fase peralihan menuju zaman akhir?
Jawabannya tidak sulit antara lain itulah *Ambang batas 20 % untuk para Bakal Calon _ Capres/Cawapres RI dan 4 atau % Ambang batas masuk Parlemen serta nistanya demokrasi dengan SISTEM PEMILU LEGESLATIFE BERSIPAT PROPORSIONAL TERBUKA YANG JELAS WAKIL RAKYAT NONGKRONG DI PARLEMEN AKIBAT RAKYAT MASUK DI PRILAKU PRAGMATISME !
Siapapun yang mengasih uang dipilih cukup 50 ribu ripuah, atau100 ribu rupiah!
*Harusnya bahkan “Wajib sistem Pemilu bersipat proporsional Tertutup dan rakyat terdidik cerdas, uang syetan Zaman mulkan jabariyyan _ Zaman Kiwari dapat berguna/bermanfa’at untuk mengedukasi rakyat dan muncullah wakil rakyat BENAR BENAR TERHORMAT DALAM BERMASYARAKAT, BERBANGSA DAN BERNEGARA!
Itu jawabannya yang gampang dianalisis baik secara yuridis terlebih tinjauan strategis politis!
Kemudian?
Apa pun hasilnya, selalu ada ‘ibrah dan mau’idzah hasanah bagi orang beriman; bila zaman itu akan berakhir, janganlah terlalu berbangga diri dengan apa pun sumbangan kita terhadap proses ini karena memang begitulah skenario besarnya; dan bila masih akan berlanjut, jangan pula terlalu bersedih karena Setiap Pemimpin Adalah Cerminan Rakyatnya!
Lihatlah, bagaimana Allah menjadikan Fir’aun sebagai penguasa bagi kaumnya, karena Karakter Umum Rakyatnya sama dengan Pemimpinnya …..”.
فَاسْتَخَفَّ قَوْمَهُ فَأَطَاعُوهُ ۚ إِنَّهُمْ كَانُوا قَوْمًا فَاسِقِينَ
“Maka Fir’aun mempengaruhi kaumnya (dengan perkataan itu), lalu mereka patuh kepadanya. Karena sesungguhnya mereka adalah kaum yang fasik.” (al-Zukhruf: 54).
Ayat ini menegaskan bahwa kaum Fir’aun adalah orang-orang fasik.
Oleh karena itu Allâh Azza wa Jalla menjadikan orang yang Seperti Mereka sebagai Penguasa Mereka. Ibnu Taimiyah menambahkan bahwa ciri kaum Fir’aun itu adalah “orang-orang dungu, orang-orang yang tidak beramal dengan ilmunya, serta Selalu Mengikuti Hawa Nafsunya”.
Bagaimana dengan janji Allah tentang kemenangan umat Islam?
“Dan Allah sekali-kali tidak akan memberi jalan Kepada orang-orang kafir untuk (menguasai) orang-orang Yang Beriman (An-Nisa: 141).
Andaikan kita semua sudah benar-benar beriman, tentu Allah tidak akan membiarkan kita dalam kondisi Menyedihkan seperti SEKARANG INI.
“Allah sekali-kali Tidak Akan Membiarkan orang-orang yang beriman dalam keadaan kamu sekarang ini.” (Ali Imran: 179).
Andai kita sudah benar-benar beriman Tentu Allah akan Bersama Kita dalam Segala situasi dan Kondisi …………..’
Kemudian?
Bahwa sesunguhnya Allah bersama orang-orang Yang Beriman.” (al-Anfal: 19).
Namun kebanyakan umat ini masih berada pada level muslimin, belum meningkat hingga Level Mukminin
“Dan kebanyakan mereka tidak beriman.” (al-Syu’ra: 8).
Lantas siapakah orang beriman?
التَّائِبُونَ الْعَابِدُونَ الْحَامِدُونَ السَّائِحُونَ الرَّاكِعُونَ السَّاجِدُونَ الْآمِرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَالنَّاهُونَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَالْحَافِظُونَ لِحُدُودِ اللَّهِ وَبَشِّرِ الْمُؤْمِنِينَ
“Mereka itu adalah orang-orang yang bertaubat, yang beribadat, yang memuji, yang melawat , yang ruku’, yang sujud, yang menyuruh berbuat ma’ruf dan mencegah berbuat munkar dan yang memelihara Hukum Hukum Allah. Dan gembirakanlah orang-orang mu’min itu.” (al-Taubah: 112).
Ayat di atas mengisyaratkan adanya Delapan kunci kemenangan; Enam kunci pertama terkait dengan Keshalihan Sikap Hidup Individual Dan Dua Kunci terakhir berkaitan dengan Keshalihan Sikap Hidup Sosial.
Keshalihan individual merupakan prasyarat bagi keshalihan sosial, atau keshalihan sosial sebagai hasil atau refleksi keshalihan individual; tidak ada keshalihan sosial tanpa keshalihan individual, dan sebaliknya.
Dengan demikian, “amar ma’ruf dan nahi munkar”, dan “memelihara hukum Allah” adalah merupakan pembeda antara kaum muslimun dan kaum muk’minun.
Sayangnya Kita masih terus berdebat tentang definisi “amar ma’ruf dan nahi munkar” dan “memelihara hukum Allah”
Akibatnya, batasannya menjadi kabur, mana yang ma’ruf dan mana yang munkar; mana yang memelihara dan mana yang menistakan hukum Allah.
Selama amar ma’ruf dan nahi munkar serta hukum Allah belum ditegakkan, selama kita masih berdebat tentang definisi dan batasannya, selama itu pula fitnah Dajjal Zaman Mulkan Jabbariyan ini _ ZAMAN KIWARI INI akan terus berlanjut……..
DAN Kondisi ini ternyata telah digambarkan dalam Surat al-Dzariyat ayat 7-11 berikut:
“Demi langit yang mempunyai jalan-jalan,
sesungguhnya kamu benar-benar dalam Keadaan Berbeda…….”
Terkutuklah orang-orang yang banyak berdusta,
dipalingkan daripadanya (Rasul dan Al-Qur’an) orang yang dipalingkan.
(yaitu) orang-orang yang terbenam dalam kebodohan yang lalai.”
Seperti inilah gambaran fitnah yang dalam banyak hadits digambarkan sebagai “Huru Hara Akhir Zaman”, yang ternyata juga sudah disebutkan ciri-ciri utamanya Dalam Al-Quran.
Tetapi apa yang tengah kita alami sekarang ini memang harus terjadi sebagai suatu Sunnatullah, suatu cara Pengaturan Allah untuk menyeleksi siapa diantara orang-orang yang Mengaku Beriman memang sungguh-sungguh beriman. Allah Tdk Akan memberikan kemenangan bagi Umat Islam sebelum mereka mengalami Penempaan yang semestinya, sampai derajatnya meningkat dari kaum muslimin menjadi kaum mukminin.
Pada tahap ini yang diperlukan adalah orang-orang beriman yang mampu menahan diri sambil terus Membina Pribadi dan Keluarganya serta Umat di sekelilingnya bersiap Siaga menghadapi masa-masa Kritis, yakni masa peralihan yang dalam banyak hadits digambarkan sebagai Fase Huru Hara fase Akhir Zaman; Suatu peralihan yang boleh jadi harus ditebus dengan Pengorbanan darah dan air mata
Kabar baiknya, Allah akan menukar keadaan yang menakutkan ini menjadi keadaan aman sentosa, sebagaimana dijanjikan dalam Surat An-Nur ayat 55 dan hadits Imam Ahmad yang telah dikutip di awal muhasabah ini.
Inilah kondisi Zaman kelima, zaman Akhir……… Sebuah kondisi Ketika Bumi Manusia adalah Bumi yang seluruh negerinya penuh berkah, adil-makmur – aman-sentosa; bebas dari rasa lapar dan aman dari segala rasa takut, Alladzii At a’mahum Minjuu’ Iwwa Amanahum Min Khauf, Bumi Yang seluruhnya adalah; baldatun thayyibatun wa rabbun ghafuur, dan gemah ripah repeh rapih loh jinawi; sebuah Ide Universal tentang cita-cita luhur yang juga merupakan cita-cita para Founding Father bangsa indonesia!
Inilah Nikmat Kemerdekaan Yang Hakiki, buah dari sebuah Perjuangan Yang Panjang.
Dan……… setelah menjelaskan fase-fase sejarah perjalanan yang panjang ini, para utusan kebenaran pun terus berjalan kendati lelah dan berpasrah diri hanya kepada pemilik kekuatan dhahsyat yang memutuskan dan menetapkannya.
*والله اعل
Hadanallahu Waiyyakum Ajma’in………………….
A Dadang Hermawan
(Dewan Pakar/Dewan Pimpinan Pusat Partai Masyumi)
————‐—————-
Ditempat, 27 Juni
Duaribu 21