KUNINGAN (MASS) – Kata ‘Move on’ sudah tidak asing lagi di telinga kita, terutama generasi pemuda. Kata move on merupakan kata serapan dari bahasa inggris yang berarti berpindah. Kata tersebut sering digunakan oleh kaum muda mudi yang sedang mengalami putus ‘cinta’ untuk pindah ke lain hati, di berbagai banyak literatur pun menyebutkan terkait hal itu.
Akan tetapi penulis disini akan menafsirkan kata move on tersebut dengan sebutan ‘hijrah’ yang artinya berpindah dari keburukan menuju kebaikan, berpindah dari kemaksiatan menuju pertaubatan, berpindah dari kemalasan menuju semangat untuk menggapai keridhaan Allah Swt.
Bulan ramadhan telah berlalu meninggalkan kita semuanya namun pendidikan dan semangatnya jangan sampai ditinggalkan. Sejatinya ramadhan adalah seperti madrasah/sekolah yang telah banyak mendidik dan mengantarkan kita semuanya menuju perubahan dan pendewasaan. Semangat ibadah meningkat, tilawah qur’an mampu beberapa kali khatam, bangun lebih awal, dzikir setiap waktu, infaq tak pernah ketinggalan dan shalat lima waktu diawal waktu.
Itu semuanya merupakan dasar-dasar perubahan yang akan membentuk karakter dan terus berada dalam kebaikan yang perlu kita sama-sama jaga sampai kita dipertemukan kembali dengan ramadhan yang akan datang. Tidak lama lagi kita akan menghadapi bulan dzulhijjah yang mana disebutkan bahwasannya ada keistimewaan di 10 hari pertama bulan tersebut.
Mari kita sama-sama renungkan firman Allah Swt dalam surat Ibrahim ayat 51 terkait dengan motivasi berbuat baik:
لِيَجْزِىَ ٱللَّهُ كُلَّ نَفْسٍ مَّا كَسَبَتْ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ سَرِيعُ ٱلْحِسَابِ
Artinya : Agar Allah memberi pembalasan kepada tiap-tiap orang terhadap apa yang ia usahakan. Sesungguhnya Allah Maha cepat hisab-Nya.
Ahmad Mushthafa al-Maraghi dalam kitab tafsirnya menafsirkan ayat ini bahwa Allah Swt, berbuat demikian (melakukan pembalasan) kepada mereka (orang-orang musyrik) sebagai balasan yang sepadan dengan dosa yang mereka perbuat di dunia. Dia memberikan balasan kepada setiap orang atas kebaikan atau keburukan yang telah diperbuat. Maka, Dia membalas orang yang berbuat baik atas kebaikannya dan membalas orang yang yang berbuat buruk atas keburukannya.
Oleh karena itu penulis mengajak kepada diri pribadi dan pembaca semuanya untuk berubah dan berupaya sekuat tenaga juga kemampuan untuk selalu berada dalam kebaikan, mencintai kebaikan dan semoga menjadi pionir dalam kebaikan dimanapun berada karena kita tidak tahu perbuatan baik mana yang dapat mengantarkan kita menuju surgaNya serta tidak tahu kapan malaikat maut menjemput kematian kita. yuk ‘Move on’ dalam mindset kita menuju keridhaan Allah Swt!.
Move on/hijrah/berubah tidak akan sempurna jika tidak dibarengi dengan istiqomah. Istiqomah kata yang mudah diucapkan namun sulit untuk dilaksanakan butuh perjuangan dan pengorbanan yang ekstra. Arti dari istiqomah itu sendiri ialah selalu berada dijalan yang benar dan lurus baik hati, lisan maupun perbuatan dalam menggapai keridhaan Allah Swt.
Ibnu Abbas memaknai arti istiqomah menjadi tiga bagian. Pertama adalah istiqomah dengan lisan yaitu sikap bertahan dengan membaca syahadat. Kedua adalah istiqomah dengan hati yakni dengan melakukan segala dengan disertai niat yang jujur. Ketiga istiqomah dengan jiwa di mana seseorang senantiasa menjalankan ibadah serta ketaatan kepada Allah secara terus menerus.
Ali Abdullah dalam bukunya “ayat-ayat motivasi” menyampaikan bahwasannya istiqomah akan dapat di raih dengan cara: berpegang teguh kepada Islam, mengamalkan ilmu yang telah di dapat, berakhlakul karimah dan senantiasa memberikan manfaat untuk diri dan lingkungan sekitarnya.
Rasullah Saw bersabda terkait perintah istiqomah :
عَنْ أَبِيْ عَمْرٍو، وَقِيْلَ، أَبِيْ عَمْرَةَ سُفْيَانَ بْنِ عَبْدِ اللهِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: قُلْتُ يَارَسُوْلَ اللهِ قُلْ لِيْ فِي الإِسْلامِ قَوْلاً لاَ أَسْأَلُ عَنْهُ أَحَدَاً غَيْرَكَ؟ قَالَ: “قُلْ آمَنْتُ باللهِ ثُمَّ استَقِمْ” رَوَاهُ مُسْلِمٌ
Artinya : Dari Abu ‘Amr—ada yang menyebut pula Abu ‘Amrah—Sufyan bin ‘Abdillah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, “Aku berkata: Wahai Rasulullah katakanlah kepadaku suatu perkataan dalam Islam yang aku tidak perlu bertanya tentangnya kepada seorang pun selainmu.” Beliau bersabda, “Katakanlah: aku beriman kepada Allah, kemudian istiqamahlah.” (HR. Muslim) [HR. Muslim, no. 38]
Berikut akan dipaparkan tips untuk bisa move on dan keep istiqomah dalam kebaikan:
- Niat yang tulus dan ikhlas
Niat akan menentukan hasil dan amalan kita semuanya. Aa gym sering menyampaikan bahwasannya banyak amal/perbuatan besar menjadi kecil karena niatnya yang salah pun juga sebaliknya amalan kecil bisa bernilai besar jika niatnya benar dan dijaga. Maka biasakan selalu untuk memeriksa niat kita ketika mau beribadah, bekerja, mencari ilmu dan sebagainya.
Begitu juga dengan berubah dan istiqomah akan dapat diraih keduanya jika niatnya kuat, tekadnya bulat dan penuh dengan semangat hanya untuk menggapai keridhaan Allah Swt semata tanpa dibarengi dengan iming-iming dunia yang fana atau bukan karena seorang wanita atau bentuk apapun yang menghalangi/mengganggu keikhlasan hati kita.
2. Muhasabah (instropeksi) diri
Muhasabah atau merenungi diri sangat diperlukan untuk tahap berikutnya, karena yang lebih tahu kondisi akan kekurangan, kesalahan, dosa dan segala hal terkait diri kita tentunya diri kita masing-masing. Bahkan muhasabah ini lebih cocok ketika dilaksanakan setelah shalat malam karena selain otak masih fresh, hati bersih, pikiran jernih dan tentunya para tentara langit akan mengaminkan segala bentuk pertaubatan dan kebutuhan untuk bisa kembali kepadaNya.
“Man arofa nafsahu faqod arofa Robbahu” barangsiapa yang mengenal dirinya maka akan mengenal TuhanNya. Maka semakin kita mengenal jauh lebih dalam lagi akan ketidak berdayaan kita dan sangat butuh akan segala pertolonganNya, maka akan semakin kuat ikatan denganNya dan senantiasa bergantung hanya kepadaNya Yang Maha Kuasa Allah Azza wa Jalla.
3. Lingkungan yang mendukung
Faktor berikutnya sebagai upaya kita untuk bisa move on dan keep istiqomah ialah lingkungan. Lingkungan yang mendukung akan memudahkan kita untuk terus bisa menjaga keduanya, bahkan lingkungan ini bisa menjadi faktor utama setelah diri kita. Betapa tidak, faktor lingkungan ini bisa mempengaruhi segala niat dan perencanaan yang telah kita persiapkan.
Termasuk di dalam lingkungan ini adalah sahabat, komunitas, paguyuban dll yang mana jika kita salah dalam mencari dan menentukannya akan menentukan siapa diri kita sebenarnya. Pepatah mengatakan jika kita ingin melihat seseorang maka dengan siapa dia biasa bergaul.
4. Terus belajar dan berusaha
“Addirosah madal hayah” Belajar sepanjang hayat. Belajar dengan banyak membaca, mengaji, mengkaji serta berusaha mengamalkan apa yang telah dipelajari merupakan cara selanjutnya untuk bisa terbiasa dengan move on dan keep istiqomah dalam kebaikan karena sejatinya belajar sepanjang hayat. Bentuk dari berusaha juga yaitu terus berlatih diri, hati dan jiwa agar terbiasa menjalani hari-hari dengan perubahan yang lebih baik dan istiqomah dalam kebaikan selalu.
5. Mulai dari komitmen shalat 5 waktu
Jika kita bingung harus mulai aksinya dari mana, maka jawabannya adalah perbaiki komitmen shalat 5 waktu di awal waktu dan berjamaah terutama kaum adam. Shalat sudah jelas waktu dan tata caranya serta shalat akan mempengaruhi segala bentuk karakter dan kepribadian kita semuanya. Semakin kita kuat dengan terus menjaga shalat 5 waktu diawal waktu, maka akan semakin kuat pula move on dan keep istiqomahnya dalam kebaikan selalu karena shalat itu sendiri adalah do’a. do’a terbaik adalah ketika shalat terutama dalam sujud.
Mudah-mudahan bermanfaat.
Devi Imron Rosadi, S.Pd.I (Kepala Lembaga Pembinaan STIQ Al-Multazam/Guru SMAIT Al-Multazam)