KUNINGAN (MASS)- Dengan sikap Wabup Kuningan HM Ridho Suganda menyerahkan 2 mobil dinas langsung menjadi perbincangan hangat.
Banyak pernyataan yang muncul di kalangan warga Kuningan. Buntut kekecewaan Edo itu dari mana, apakah mutasi tidak kabagian “jatah”?
Atau selama ini dari faktor anggaran operasional yang tidak adil? Sedangkan untuk tugas sudah jelas tidak perlu diperdebatkan.
Menurut Kabag Umum Setda Kuningan Ajie Prayogi Ibrahim SE MM, untuk biaya operasional bupati dan wabup tidak ada perbedaan karena sudah haknya masing-masing dan anggaran sudah ada.
“Anggaran operasional bupati dan wabup Rp800 juta. Kami memberikan sesuai dengan yang diajukan oleh masing-masing,” ujarnya.
Baik itu untuk bensin atau pun makan sehari-hari. Begitu juga untuk kepentingan lain seperti pakaian dinas dan lainnya.
Sekadar informasi sejak awal riak-riak ketidakharmonisan dua pimpinan daerah itu sudah terlihat. Fakta di lapangan tidak bisa dipungkiri ada dua kubu pejabat.
Apalagi banyak pejabat yang saat ini masih tersisa, dahulunya “dibesarkan” oleh mantan Bupati H Aang Hamid dan Hj Utje Ch Suganda (alm).
Wabup Edo sendiri terbilang beruntung menjadi wabup pada saat ini, karena fasilitas cukup diperhatikan oleh Bupati Acep.
Sebagai bukti, bukan hanya pergantian mobil dinas, tapi juga rumdin yang direnovasi sesuai keinginan wabup.
Pada masa dulu, jarang ada yang berani. Mereka semua menerima sesuai dengan jatah yang diberikan.
Apa pun yang saat ini terjadi semua berharap hanya sebuah bumbu dan kembali bersatu untuk memajukan Kuningan. (agus)