Bismillah
WORLD-VIEW ISLAM DAN PERANG PEMIKIRAN JENIS BARU/NEO GHAZWUL FIKRI
Bahwa sesungguhmya Hakikat kehidupan dunia merupakan pilar-pilar yang membentuk pandangan dunia (world-view) Islam.
Namun kini pandangan dunia Islam itu sudah semakin bergeser tergerus oleh propaganda Neo Ghazwul Fikri.
Kita berada di persimpangan jalan, makin banyak orang yang galau dan memilih jalan kehidupan pragmatis; mereka telah kehilangan makna dan arah kehidupanya yang fitri.
Tiba-tiba saja belakangan ini kita berhadapan dengan berbagai jenis ‘Muslimin’ yang jauh dari yang dicontohkan Nabi Muhammad Shallallaahu ‘alaihi wa sallam dan para Sahabatnya. Mereka bahkan mulai berani secara terang-terangan mengutak-atik sejarah Nabi dan para shahabatnya.
Tidak jarang jenis ini berteriak lebih lantang dan bertindak lebih garang daripada mereka yang bermujahadah untuk setia kepada Al-Quran dan As-Sunnah. Teriakan lantang dan tindakan garang inilah yang memancing jidal bahkan perpecahan.
Apakah semua ini berjalan secara alamiah? Tidak, tidak alamiah dan tidak tiba-tiba.
Inilah panen Neo-Ghazwul Fikri, Perang Pemikiran Jenis Baru. Sebuah kelanjutan dari usaha sistematis menjauhkan kaum Muslimin dan umat manusia dari Islam yang dilakukan secara sistematis dan masiv.
Dokumen RAND Corporation menganjurkan sangat rinci langkah-langkah agar antara satu kelompok Muslim dengan kelompok yang lain tidak pernah bersatu, saling curiga, saling menghina dan saling menghujat.
Sasarannya lebih spesifik: individu atau komunitas Muslim tertentu yang diriset secara sungguh – sungguh, dikategorikan secara hati-hati, diperlakukan dengan tindakan-tindakan yang terukur, dalam dosis waktu yang lama, yang akhirnya menghasilkan cara berfikir individual dan komunal yang lantang dan garang menyuarakan Islam, tapi jauh dari aqidah dan akhlaq Islam. Atau tetap mengaku Muslim tapi menentang apapun yang datangnya dari Islam.
Dua puluh atau tiga puluh tahun yang silam, istilah Ghazwul Fikri masih kita fahami secara umum: Media massa yang menjauhkan umat manusia dari Islam, bahkan memusuhi Islam. Jenis ini masih berlangsung sampai sekarang.
Neo-Ghazwul Fikri lebih tajam sasarannya, yaitu individu dan komunitas tertentu.
Sasaran Individu
Contoh yang paling sempurna dan nyata adalah seorang bernama Mus’ab Hassan Yousef, putra tokoh Hamas (Gerakan Perlawanan Islam Palestina) di Tepi Barat yang ditangkap Zionis Israel ketika masih berusia 19 tahun dan Mus’ab dipenjara selama 16 bulan.
Sekeluarnya ia dari penjara –tanpa diketahui siapapun kecuali agen Shin Bet (dinas rahasia Zionis) yang merekrutnya– Mus’ab bekerja untuk agen rahasia itu buat kepentingan penjajah Zionis.
Dalam waktu 16 bulan di penjara Zionis, isi fikiran, hati, lisan dan tindakan Mus’ab berubah dramatis. Hal-hal berikut ini adalah keyakinannya yang baru bahwa Islam “agama teroris , Tuhannya orang Islam mengajarkan terorisme” “Nabinya orang Islam melakukan terorisme”;
“Al-Quran memerintahkan terorisme”;
“Hamas penjahat brutal”;
“Israel melakukan kejahatan tapi dengan tata tertib dan beradab”. Itulah salah satu kejahatan Neo Ghazwul Fikri!
Israel BIADAB, disebut BERADAB!
Itu tidak mustahil adalah gerakan Klandestin Iluminati Zionis’m yang dengan aman melakukan jual beli HUKUM dan Undang Undang, termasuk jual beli Hukum serta undang undang, terutama dibanyak negara yang menamakan dirinya negara demokrasi!
Kembali ke Mus’ab bahwa Semua keyakinan barunya ini masih tersimpan secara rahasia selama sepuluh tahun sesudahnya, mulai tahun 1997 sampai 2007. Yaitu ketika Mus’ab secara aktif bekerja sebagai agen rahasia Shin Bet sambil tetap hidup serumah, makan bersama, dan bercengkerama dengan keluarga kandungnya, termasuk ibu dan ayahnya, Hassan Yousef di Ramallah, di Tepi Barat, hanya 10 kilometer dari Masjidil Aqsha.
Selama sepuluh tahun itu, tak terhitung tokoh perjuangan Muslim Palestina disekap dan disiksa oleh Zionis Israel, sebagai hasil kerja Mus’ab!
Banyak operasi Mujahid yang digagalkan! Diantara tokoh yang dipenjara akibat lisan Mus’ab ialah Abdullah Barghouti, seorang komandan Brigade Asy-Syahid ‘Izzuddin Al-Qassam, yang divonis pengadilan penjajah Zionis dengan penjara selama 6.633 tahun!
Itulah salah satu jenis Kebiadaban yang disebut Zioniz sebagai peradaban Neo-Ghazwul Fikri!
Sambil terus bekerja sebagai pengkhianat Islam dan Masjidil Aqsha, Allah semakin jauhkan Mus’ab dari Islam, sampai Mus’ab memutuskan pindah agama.
Tahun 2005 secara rahasia Mus’ab dibaptis di Tel Aviv.
Agen Shin bet Zionis yahudi ketakutan islam dan kristen bersatu dan SUATU SAAT PASTI BERSATU Seperti tertulis dlm firman Allah Surah Al Maidah ayat 82.
Dua tahun kemudian, ia meninggalkan Palestina pindah ke San Diego, California.
Dalam proses mendapatkan kewarganegaraan Amerika Serikat itulah, Mus’ab muncul secara terbuka menunjukkan jati diri aslinya sebagai sosok Mus’ab yang berpindah agama, tahun 2008.
Hakim pengadilan California memanggil agen Shin Bet yang merekrutnya di Palestina, untuk bersaksi bahwa Mus’ab yang berganti nama menjadi Joseph benar-benar “orang kita” (24 Juni 2010).
Agen Shin Bet itu bernama Gonen Ben-Itzhak, yang selama sepuluh tahun menjadi mentor Mus’ab yang waktu itu diberi nama sandi ‘Lu’ai’. Ben-Itzhak menjelaskan kepada pengadilan bahwa Joseph adalah “teman sejati” yang telah “bertaruh nyawa setiap hari untuk mencegah terjadinya kekerasan”.
Tak lama kemudian Joseph resmi jadi warganegara Amerika Serikat.
Kemudian, Joseph alias Mus’ab jadi bintang film. Ya, bintang film layar lebar. Filmnya berjudul “Green Prince” (Pangeran Hijau), bercerita tentang kisah hidupnya dipromosikan besar-besaran di berbagai festival film.
Begitulah istidraj, Allah ‘memanjakan’ seorang agar semakin jauh tersesat.
Sasaran Komunitas
Sekarang bayangkan, kalau resep yang telah digunakan oleh Shin Bet atas individu bernama Mus’ab Hassan Yousef, diaplikasikan kepada komunitas tertentu yang memiliki psiko-sosiologi tertentu. Maka kita akan menyaksikan pemimpin-pemimpin organisasi Islam dan sebagian masanya berpikiran, berkata-kata, bersikap dan bertindak sangat aneh, jauh dari aqidah dan akhlaq Islam yang sebenarnya.
Dan ini bukan sekedar bayangan, tapi benar-benar sudah terjadi! Selama 40 tahun terakhir, lewat berbagai fasilitas beasiswa besar-besaran bagi remaja dan pemuda Muslimin untuk sekolah dan belajar Islam kepada para Orientalis Xionis Yahudi di negara-negara barat, kini hadirlah para sarjana, master dan doktor yang fikiran, kata-kata, dan tindakannya justru melemahkan aqidah umat Islam!
Diantara fikiran dan kata-kata itu adalah:
Islam bukan satu-satunya sumber kebenaran ;
Al-Quran bukan wahyu tapi kata-kata manusia bernama Muhamad ;
Muhammad bukan manusia suci dan sempurna;
Sahabat-sahabat Muhammad adalah manusia biasa yang punya ambisi pribadi dan politik;
Sunnah adalah tradisi orang Arab, tidak cocok untuk semua manusia;
Syariah adalah hukum yang hanya cocok untuk masyarakat Arab 1400 tahun lalu;
Dan banyak lagi. Ketika fikiran dan kalimat-kalimat seperti ini muncul sebagai keyakinan seorang yang mengakui Muslim, tak perlu ragu, ia atau mereka telah jadi korban Neo-Ghazwul Fikri.
Bila umat Islam sudah dikacaukan dan dibingungkan oleh fikiran-fikiran seperti di atas, maka resep berikutnya lebih bersifat sosial-politik.
Seperti yang diluncurkan oleh RAND Corporation, sebuah lembaga riset teknologi senjata yang berubah jadi lembaga riset pemikiran.
Tahun 2003, RAND menyiarkan sebuah dokumen berjudul “Civil Democratic Islam: Partners, Resources, and Strategies”.
Dokumen ini berisi tuntunan praktis bagi seluruh elemen peradaban Barat untuk memecah belah, mengadu domba serta memelihara kelemahan – kelemahan umat Islam. Salah satu kelemahan Umat Islam yang terus dipelihara adalah kebodohannya tergiring dengan tidak sadar untuk terus menerus memilih pemimpin dengan diberinya uang untuk memilih ketika menghadapi Pilpres _ Pileg _ Pilkada!
Seperti dahulu Clifford Geertz memecah belah umat Islam Indonesia menjadi “Islam Santri” dan “Islam Abangan” dan waspada bahwa RAND Corporation membagi umat Islam menjadi empat kelompok:
Fundamentalis : kelompok masyarakat Islam yang menolak nilai-nilai demokrasi dan kebudayaan Barat Kontemporer, serta menginginkan formalisasi penerapan Syariat Islam;
Tradisionalis: kelompok masyarakat Islam Konservatif yang mencurigai modernitas , inovasi dan perubahan. Mereka berpegang kepada substansi ajaran Islam tanpa peduli kepada formalisasinya;
Modernis: kelompok masyarakat Islam modern yang ingin reformasi Islam agar sesuai dengan tuntutan zaman, sehingga bisa menjadi bagian dari modernitas;
Sekularis : kelompok masyarakat Islam sekuler yang ingin menjadikan Islam sebagai urusan pribadi dan dipisah sama sekali dari urusan negara.
Dokumen RAND Corporation menganjurkan secara rinci apapun langkah-langkah yang harus dilakukan agar antara satu kelompok Muslim dengan kelompok yang lain tidak pernah bersatu, saling curiga, saling memicingkan mata, saling menjauh, saling menghina dan saling menghujat. Agar umat islam hidupnya melarat, sekarat, penuh mudharat, TIADA GUNA UMMAT.
Siapa pun tokoh Islam atau pribadi Muslim yang menggunakan keempat istilah di atas ini untuk menjelaskan umat Islam, berarti dia telah terjebak dalam adu domba yang didesain oleh RAND Corporation atau lembaga sejenisnya.
Tak heran, kalau hari-hari ini kita menghadapi kenyataan, betapa susahnya silaturrahim dan sambungan hati, apalagi tindakan dipersatukan di kalangan umat Islam. Seruan Al-Quran untuk berpegang kepada tali Allah dan jangan sampai berpecah belah, seperti menghadapi tembok raksasa yang seakan mustahil dijebol. Karena ternyata, benih-benih perpecahan itu telah disemai bertahun-tahun yang lalu, dan ada yang memelihara kesuburannya.
Tentu ongkos operasionalnya sangat besar, menggiurkan.
Jangan sampai ini kita biarkan menjadi warisan bagi anak keturunan kita. Fahami dan Berhentilah.
Bersihkan hati kita masing-masing dan bertaubatlah. Lalu bersilaturrahim lah. Buka pintu kita selebar mungkin untuk Saudara-saudara Muslim kita.
Berlombalah lebih dahulu mengucap salam, memberikan senyum, menjabat tangan.
Semoga Allah kokohkan kekuatan kita karena ada tiga ancaman penyakit terhadap aqidah Islam di zaman KIWARI kita ini, yang berpotensi memporak-porandakan kesatuan umat : 1) Pemurtadan dan Yahudisasi; 2) Gerakan Sekularisme, materialisme dan Liberalisme); 3) Aliran-aliran sesat yang tampil mirip Islam tapi sebenarnya mengandung ajaran-ajaran yang merusak aqidah, Antara lain; Syi’ah,
Bahaisme dll.
Namun ketiga ancaman penyakit ini akan menjadi semakin mudah penyebarannya di tubuh umat Islam apabila telah berjangkit satu penyakit saja pada diri seorang Muslim, sebuah keluarga Muslim atau di sebuah masyarakat Muslim, yaitu penyakit Al-Wahn.
Penyakit ini telah diperingatkan oleh Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa sallam akan bahayanya.
_Al-Wahn adalah “cinta dunia dan benci mati”. Berarti dalam keadaan sehat, seyogianya seorang Muslim “cinta mati, karena rindunya bertemu Allah, dan Waspadai dunia, karena penuh mutta’amidan/Rekayasa/Reka perdaya untuk hadirkan banyak bentuk kemudharatannya daripada kemaslahatannya.
Seorang Muslim akan mencintai semua yang ada di dunia ini semata-mata untuk hal-hal yang dicintai Allah dan Rasul-Nya saja. Kerinduannya untuk mendapatkan janji-janji Allah di Akhirat, mengalahkan seluruh kecintaannya pada dunia dan segala isinya.
Pada saat itulah sosok yang memahami ajaran islam, keluarganya, dan komunitasnya tak akan bisa dibeli dengan harga apa pun, kecuali jaminan Syurga dari Allah.
Renungan
Di saat Al-Wahn telah mewabah, seseorang akan sangat mudah untuk menjadi sekularis, kapitalis, komunis dan liberalis. Bahkan sangat mudah menganut berbagai aliran pemikiran yang aneh-aneh.
Anehnya, justru merekalah yang paling garang meneriakkan orang lain yang biasa saja sebagai orang yang aneh.
Memang zaman sudah terbalik, semakin banyak yang aneh-aneh
Konon di “zaman edan” ini yen ora edan ora keduman. Jadi jika ingin dapat bagian, anda harus ikut edan. Orang yang tidak ikut edan dan masih waras malah dibilang edan. Memang orang gila itu tidak mengetahui bahwa dirinya gila.
Kondisi inilah yang dimaksud “zaman edan” oleh Ranggawarsita, al-Wahn kata Nabi; orang edan adalah orang wahn, mabuk dunia, lupa akhirat dan keduanya itu dalam bahasa lain disebut Tumbuh suburnya faham Sekularisme dan Komunisme dalam segala bentuknya yang baru dan menggairahkan.
Kondisi al-wahn yang makin dominan melanda masyarakat ini akan lebih mudah dilihat sebagai semakin menjauhnya amanah pelaksanaan tugas utama manusia sebagai “Hamba Allah dan sebagai Wakil Allah dimuka bumi ini; semakin jauh kesenjangan antara pandangan dunia Islam dengan pandangan dunia umat Islam; semakin jauh melenceng pemenuhan amanah pada kedua tugas utama manusia di alam dunia ini, maka ciri-ciri akhir zaman semakin lengkap, dan itu berarti Hari Akhir semakin dekat.
Saatnya kita harus bertanya dan merenungkan jawabannya secara sungguh- sungguh, seberapa dekatkah kita sudah sampai di akhir zaman?
Jangan sampai kita lupa bahwa untuk memperbaiki alam fikir Neo-Ghazwul Fikri itu belum terlambat, meski berat!
Kenapa? Oleh sebab Neo-Ghazwul Fikri adalah prilaku hidup Mulkan Jabariyyan – Zaman gaya hidup Versi Fitnah DAJJAL!
Semoga Allah melindungi negara – bangsa serta rakyat indonesia.
Aamiin Arramaani Arrahiimi 🤲🤲🤲
Hadanallahu Waiyyakum Ajma’in
Awang Dadang Hermawan
*) Dewan Pakar Pimpinan Pusat Gerakan Pemuda Islam
(PP GPI)