KUNINGAN (MASS) – Mark Zuckerberg dan banyak elit global lainnya kini telah memiliki bunker nuklir di sebuah pulau di Hawai dan Selandia Baru. Mereka bersiap menghadapi skenario PD III.
(Mark Zuckerberg adalah CEO facebook, yang menurut cnnindonesia.com, termasuk salah satu dari sembilan tokoh Yahudi yang telah berhasil merubah dunia melalui teknologi informasi).
Ada tiga skenario bagaimana PD III akan terjadi serta dampaknya terhadap perubahan peta geopolitik dunia pasca PD III, menurut Bosman Mardigu.
Pendiri HAMAS, Syekh Ahmad Yasin, berdasarkan siklus sejarah Yahudi, pernah mengatakan bahwa Israel akan lenyap pada tahun 2027. Dan hanya perang besar yang bisa melenyapkan Israel.
Pemikiran Syekh Yasin ini didasarkan pada interpretasi sejarah Yahudi dan rentang waktu di mana kejadian-kejadian besar dalam sejarah Yahudi terjadi setiap 70 tahun.
Pandangan tersebut merujuk pada pola yang dilihat Syekh Ahmad Yasin, misalnya peristiwa-peristiwa besar seperti kehancuran Bait Suci pertama dan kedua di Yerusalem yang diyakini terjadi dalam siklus 70 tahun atau berlipat gandanya.
Dalam pandangan Yasin, pembentukan negara Israel pada tahun 1948 menandai awal dari sebuah siklus baru, dan ia memprediksi bahwa setelah 70 tahun atau sekitar tahun 2027, Israel akan runtuh atau menghilang.
Dalam tradisi Yahudi, khususnya di kalangan Yahudi Ortodoks sendiri memang terdapat pandangan tentang siklus 70 tahunan seperti yang diutarakan Syekh Yasin.
Angka 70 memiliki signifikansi dalam tradisi Yahudi, terutama terkait dengan periode penting dalam sejarah Bani Israel. Salah satu contoh penting adalah periode 70 tahun pembuangan Babilonia.
Setelah kehancuran Bait Suci Pertama pada tahun 586 SM oleh Nebukadnezar, orang Yahudi dibuang ke Babilonia dan mereka kembali ke Tanah Israel setelah 70 tahun, sesuai nubuat Nabi Yeremia (Yeremia 25:11-12). Angka ini dianggap penting dalam literatur keagamaan Yahudi, baik di Alkitab maupun dalam Talmud.
Selain itu, terdapat pula pandangan Mesianis dan Era Kejayaan di kalangan Yahudi Ortodoks. Mereka sering mengaitkan kejadian-kejadian sejarah dengan datangnya Mesias (Mashiach).
Mereka melihat sejarah Yahudi sebagai siklus penderitaan dan pemulihan, dimana pada akhirnya Mesias akan datang untuk membawa kedamaian dan kejayaan abadi bagi Israel.
Di kalangan Yahudi Ortodoks terdapat interpretasi bahwa pola ini menunjukkan siklus kesedihan yang berulang dalam sejarah Yahudi, khususnya terkait dengan penghancuran Yerusalem dan Bait Suci.
Mereka berharap bahwa pada akhirnya akan ada pembangunan Bait Suci Ketiga yang tidak akan pernah dihancurkan.
Teologi Yahudi inilah yang mendorong mereka untuk menguasai Palestina, dengan segala cara termasuk genosida, dan jika sudah terdesak, mereka tidak akan ragu untuk menggunakan nuklir atau senjata pemusnah lainnya. Itu sebabnya mereka membangun bunker nuklir.
Perlu dicatat, bahwa yang dimaksud Mesias dalam teologi/eskatologi Yahudi adalah Dajjal dalam eskatologi Islam, atau Antikristus dalam eskatologi Kristen.
Yang menarik adalah closing statement Bosman dalam video itu: Akankah Indonesia menjadi negara adidaya pasca PD III di saat Pak Prabowo menjadi Presiden, atau akan ada pemimpin baru yang lebih progresif?
Perspektif Eskatologi Islam
Dari uraian di atas, terdapat beberapa poin penting yang bisa dieksplor dari sudut pandang Eskatologi Islam.
Beberapa di antaranya adalah: 1) bunker nuklir; 2) skenario terjadinya PD III; 3) perubahan peta geopolitik global pasca PD III; 4) saat kehancuran Israel; 5) siklus sejarah Yahudi; 6) teologi dan eskatologi Yahudi tentang Bait Suci; 7) kedatangan Mesiah dan era kejayaan Yahudi; 8) kemungkinan Indonesia menjadi negara adidaya baru pasca PD III; dan 9) kemungkinan munculnya pemimpin (dunia) baru yang lebih progresif.
Semua tema di atas adalah subjek-subjek utama yang pernah dikaji dalam serial artikel penulis dalam Eskatologi Islam, sejak empat-lima tahun terakhir.
Eskatolog Islam Syekh Imran tidak pernah menyebut tahun, kapan PD III atau Malhamah Kubra akan terjadi. Meskipun demikian, sudah banyak video kuliahnya yang mengingatkan peristiwa yang disebutnya hanya akan terjadi sekali saja dalam sejarah, karena kondisi dan lanskap dunia setelahnya akan sama sekali berbeda.
ŁŲ§ŁŁŁ Ų§Ų¹ŁŁ
MS 25/09/24
Maman Supriatman (Akademisi/Penulis Buku Eskatologi Islam)