KUNINGAN (MASS) – Tugu titik nol Kuningan, kini berdiri cukup megah jika dibandingkan sebelumnya yang kecil dan mencil di area pertokoan.
Tugu titik nol saat ini, terletak di sekitar taman kota, sebrang masjid Syiarul Islam Kuningan.
Jika melihat kebelakang, Tugu titik nol sendiri banyak tidak disadari orang ketika ada di pertokoan. Hal itu pernah diulas juga dalam berita berikut.
Dari infromasi yang dihimpun, tugu nol KM Kuningan (versi lama) yang tingginya 72 Cm itu bukan dibangun pada saat adanya Pertokoan Siliwangi tapi sejak adanya Belanda di Indonesia.
Tugu nol dibangun oleh Van Beck pada tahun 1875. Van Beck berkuasa sebagai Perwakilan Residen Cirebon untuk Kuningan pada rentan tahun 1860-1902.
Titik nol dibangun pada saat Jendral Herman Willem Deandels berkuasa. Kala itu, ia membangun mega proyek jalan Anyer hingga Banyuwangi.
Titik nol itu bersambung satu demi satu, sehingga ketika bergeser sedikit maka akan merubah jarak. Ulasan ini juga pernah naik dalam berita sebelumnya.
Adapun, makna titik nol sendiri pernah diulas oleh seorang doktor yang juga pejabat daerah Kuningan, Dr Deni Hamdani MSi.
Menurutnya Titik nol itu bisa dimaknai sebagai awal membangun kesejahteraan masyarakat Kuningan. Bisa juga sebagai awal membangun perekonomian Kuningan.
Kini tugu titik nol dibangun lebih besar dan mencolok. Tapi artinya, hanya sebuah tugu saja, pengingat bahwa ada titik nol di sekitarnya.
Bisa diartikan, tugu saat ini hanya berupa monumen simbolis saja. Tidak benar-benar titik nol Kuningan.
Dari pantauan kuninganmass.com di lapangan, Tugu titik nol ini masih dilingkari dengan pagar seadanya. Di belakang tugu, terpampang relief-relief di tembok.
Tugu titik nol juga belum diresmikan. Dari informasi yang didapat, tugu akan diresmikan berbarengan dengan taman kota nantinya, jika sudah selesai direvitalisasi. (eki)
