KUNINGAN (MASS) – Pemasangan spanduk penolakan Penjabat (Pj) Bupati Kuningan Raden Iip Hidajat, ternyata ternyaya dilakukan oleh unsur mahasiswa, tepatnya PMII Komisariat Unisa.
“Kejadian ini memang benar dari hasil diskusi anak-anak PMII Unisa, bahwasnaya ada beberapa pertanyaan yang mereka bingungkan dengan beredar ramai maslah Pj Bupati,” ujar Ketua PMII Kuningan, M Rojab.
Selaku bagian dari masyarakat, lanjutnya, PMII juga ingin mengetahui bagaimana kejadian yang sebenarnya. Karena jika melihat rilisan di beberapa media, nama usulan untuk Pj bupati beberpa minggu kebelakang kok tidak muncul? Padahal sudah malang melintang di media jnformasi.
“Lalu kami ada sebuah pertanyaan untuk nama-nama yang diusulkan menjadi PJ Bupati melalui rapat DPRD apakah ditolak oleh Kemendagri, ataukah ada kecacatan dalam pengajuan tersebut sehingga menjadi pertimbangan oleh tim verifikasi dari Kemendagri disana?” ujarnya mempertanyakan.
Senada, Ketua PMII Komisariat Unisa Rizal Nurfahroji, mengatakan bahwa hal kni bisa menjadi bahan evaluasi untuk DPRD dan masyrakat.
Ia juga bertanya-tanya, apakah tidak ada orang asli Kuningan yang mampu menjadi PJ Bupati sehingga dipilihlah PJ Bupati dari luar Kuningan? Apakah orang asli Kuningan tidak ada yang mampu?
“Mungkin banyak orang yang menduga gerakan yang kita lakukan ditumpangi oleh kepentingan, saya kira itu keliru, tapi wajar karena taun ini adalah tahun politik. Yang paling terpenting adalah kita hanya menanyakan atas kekecewaan atas persoalan yang sudah terjadi di Kuningan seperti gagal bayar dan sebagainya,” paparnya.
Yang jelas, lanjutnya, siapapun yang menjadi Pj Bupati tidak ada hubungannya dengan PMII. Hanya saja, yang ingin ditekankan pihaknya adalah soal siapa yang pas untuk Kuningan. (eki)